Polisi Inggris meminta maaf karena proyek kontraterorisme yang dijalankan dengan memasang kamera pengintai di lingkungan warga Muslim. Meskipun kamera pengintai itu belum diaktifkan namun program tersebut telah menghilangkan kepercayaan dan membuat masyarakat marah.
Program pengawasan itu telah disusun pada 2007 setelah serangkaian kasus teroris ditemukan di beberapa kota di Inggris. Sekitar 200 CCTV dan perangkat lainnya disiapkan di wilayah Birmingham. Warga mengeluh karena tidak dilibatkan saat pembahasan program tersebut. Kelompok kebebasan untuk warga sipil pun menilai program tersebut tidak pantas.
Protes dari kelompok hak asasi manusia menyebabkan polisi memutuskan untuk tidak menggunakan kamera tersebut. Sebagian kamera telah dittupi dengan kantong plastik untuk meyakinkan masyarakat bahwa gerak-gerik mereka tidak akan terekam.
Kota ini merupakan lokasi penangkapan pertama tersangka teroris di Inggris, Moinul Abidin. Dia ditahan pada 2006 setelah petugas keamanan menemukan tempat pembuatan bom di rumahnya. Pengawasan independen yang dilakukan oleh Polisi Thames Valley, di Inggris selatan, juga mengritik program pengintaian tersebut. Polisi Midlands Barat, Chris Sims mengatakan pemerintah telah melakukan kesalahan dengan tidak mempertimbangkan dampak dari kamera yang dipasang untuk mengamati kegiatan masyarakat Muslim. (republika.co.id, 1/10/2010)