Jika jiwa ini merenungkan apa yang ada di hadapannya, jika jiwa ini mengingat hak dan kewajibannya, niscaya kesedihan akan mengirimkan darah dinginnya. Tidak kah layak menangis orang yang lama brmaksiat: siang harinya bergelimang dengan kemaksiatan sehingga ia pasti akan lama juga kerugiannya. Malamnya dia terbenam dalam kesalahan, sehingga pastilah ringan timbangan kebaikannya, sementara di hadapannya telah siap menerkam berbagai siksaannya.
(Ibnu al Jauzi dlm al mawaizh)