Dua orang pejuang Palestina dari Brigade Izzuddin Al-Qassam menemui syahid pada saat pasukan penjajah Zionis melancarkan operasi militer besar-besaran di Al-Khalil (Hebron) pada hari Kamis, 7 Oktober. Demikian Al-Aqsa Voice melaporkan Jumat 8 Oktober dini hari waktu setempat.
Paltimes melaporkan bahwa operasi militer hari itu berlangsung selama lebih dari 10 jam.
Kedua syahid tersebut adalah Nasyat Al-Karami (34 tahun) dari Tulkarem, salah seorang pemimpin Brigade Izzuddin Al-Qassam di Tepi Barat yang merupakan orang nomor 1 yang paling dicari Zionis di wilayah itu, dan Ma’mun An-Natsheh, salah seorang pemimpin lapangan Brigade Izzuddin Al-Qassam.
Penjajah Zionis meningkatkan operasi militer mereka beberapa waktu terakhir ini dalam rangka mengejar dan menghabisi Al-Karami.
Warga Palestina segera membawa jasad 2 pejuang yang syahid tersebut untuk dimakamkan selepas shalat karena mereka khawatir Zionis akan mencuri jasad keduanya di sela-sela aksi mereka menyemburkan gas air mata ke warga Palestina.
Anggota Parlemen Palestina Al-Khalil, Hatim Kafisya, yang saat itu sedang berada di dekat tempat kejadian pembunuhan tersebut, menjelaskan bahwa penjajah Zionis memberlakukan ‘penjagaan keamanan’ di kawasan sekitar lokasi kejadian dan melarang siapa pun untuk mendekat ke sana.
Dikatakan pula bahwa kota Al-Khalil diliputi suasana tegang dan penuh kemarahan masyarakat di sana pasca-pembunuhan yang dilakukan militer penjajah Zionis itu.
Para tentara Zionis menyerbu masuk kawasan Abu Sunainah dan melarang warga setempat berlalu-lalang di kawasan tersebut, sementara mereka memberondong kawasan tersebut dengan tembakan. Militer Zionis juga memerintahkan warga setempat untuk keluar dari rumah-rumah mereka, kemudian berkonsentrasi pada tiga rumah milik Ridwan Ar-Rajabi, Sa’adi Barqan dan Ayyub Ghaits.
Sejumlah ekskavator (alat-alat berat penggali) serta buldoser yang ditunggangi para tentara penjajah itu kemudian mulai menghancurkan dinding-dinding tiga rumah warga Palestina tersebut.
Di dalam rumah milik Sa’adi Barqan yang terdiri dari tiga lantai tersebut, berlindung para pejuang yang akhirnya menghembuskan nafas terakhir mereka dan menemui syahid itu.
Para saksi mata menjelaskan bahwa para serdadu Zionis juga merampas sejumlah kamera milik para jurnalis yang pada saat itu berada di lokasi kejadian.
Para serdadu penjajah juga menangkap 6 orang warga, di antaranya Mus’ab Al-Atras dan Ayyub Isma’il Ar-Rajabi, yang seluruh anggota keluarganya dipaksa keluar ke jalan oleh para serdadu penjajah itu.
Penyerangan lalu diikuti dengan bentrokan sengit para serdadu Zionis bersenjata itu dengan warga setempat yang marah. Warga melempari tentara dengan batu, yang dibalas dengan granat airmata dan tembakan ke udara. (sahabatalaqsha.com, 9/10/2010)
Siapakah Nasyat Al-Karami?
Al-Karami adalah mahasiswa Universitas Al-Khalil, tinggal dan berkeluarga di kota itu. Al-Karami masuk universitas tersebut tahun 1997, kemudian ditangkap Zionis pada 1999; saat itu ia ketua senat mahasiswa.
Ia ditawan selama 3 tahun. Setelah dilepaskan beberapa waktu, ia ditangkap lagi dan ditawan selama 3 bulan. Setelah dibebaskan, ia ditangkap lagi pada 4 Mei 2004, dalam keadaan luka parah setelah ditembak di perutnya, sehingga ia harus menggunakan kursi roda elektrik selama beberapa waktu. Tiga bulan yang lalu ia dikaruniai seorang anak perempuan.