HTI Press. Ada yang berbeda pada hari Ahad, 03 Oktober 2010 di Masid al-Ukhuwwah – Palem Semi, Kota Tangerang. Menjelang pukul 09.00, ratusan kaum muslimin yang terdiri dari Aktivis Hizbut Tahrir memadati masjid untuk menghadiri acara Liqo Syawal HTI DPD II Kota Tangerang. Nampak di bagian depan masjid tokoh, Ustad, Kyai, dan pengusaha. Sementara ibu-ibu, ustadzah dan perwakilan majelis ta’im duduk tertib di kursi bagian belakang yang disediakan Panitia. Sementara anak-anak terlihat berada di arena bermain yang berada di lingkungan masjid.
Acara diawali dengan Pemutaran Video Ucapan Selamat Idul Fitri DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Pembacaan ayat suci al-quran, dilanjutkan dengan sambutan Ketua DPD II HTI Tangerang Raya oleh Ust. Muhammad al-Fakkar. Untuk sambutan tokoh kasepuhan diwakili oleh Ust. Drs. H. Rosyid Hidayat.
Dalam sambutannya, dengan berlinang air mata, Ust. Drs. H. Rosyid Hidayat menyatakan terharu dan gembira karena di akhir usianya, beliau dipertemukan dengan kelompok Islam yang sesuai dengan harapan beliau, kelompok yang selama ini dicari-cari, HIZBUT TAHRIR. Beliau menyimpulkan demikian setelah membaca buku-buku Hizbut Tahrir dan setelah menghadiri Konferensi Rajab 1431 H beberapa bulan yang lalu. Dalam kesempatan itu, beliau berpesan agar Hizbut Tahrir, tidak terprovokasi ke jalur kekerasan. Beliaupun mengajak hadirin untuk mendukung dakwah Hizbut Tahrir, sebagaimana beliau yang telah berkomitmen untuk menghabiskan sisa umurnya untuk berdakwah bersama Hizbut Tahrir.
Acara inti diisi dengan Ceramah Syawal yang disampaikan oleh al-Ustadz Yassin Muthohhar (DPP HTI). Dalam ceramahnya, Pimpinan Pon. Pes al-Abqory tersebut menggugah kesadaran hadirin dengan menyampaikan fakta-fakta yang dialami oleh kaum muslimin ini. Pemimpin negri kaum muslimin yang tunduk terhadap Obama, kasus ciketing, pembakaran al-quran, dan isu terorisme, menunjukkan bahwa Umat Islam saat ini belum bisa dikatakan sebagai Khoiru Ummah. Karana untuk bisa dikatakan menjadi umat terbaik, umat Islam harus disegani, harus berada di atas umat-umat yang lain sekaligus mempimpin mereka dengan Islam.
Menurut penerjemah kitab Min Muqowimat Nafsiyah Islamiyah ini, syarat untuk menjadi khoiru ummah ada dua. Beriman kepada Allah dan ber-amar ma’ruf nahyi munkar. Beriman kepada Allah diwujudkan bukan hanya yakin akan keberadaan ALLAH SWT tapi dibarengi dengan keyakinan bahwa Syariat Allah SWT lebih unggul dibandingkan dengan syariat yang lain, sekaligus mampu mengatasi persoalan hidup manusia saat ini. Sementara dalam ber-amar ma’ruf, kaum muslimin harus bisa memilih amar ma’ruf yang jika berhasil dilakukan maka akan mampu menghasilkan amar ma’ruf yang lainnya. Yaitu memperjuangkan Syariat Islam secara Kaafah. Sementara dalam hal Nahyi Munkar, umat harus mengetahui kemungkaran terbesar saat ini yaitu bercokolnya para penguasa muslim yang tidak menerapkan syariah secara kaafah. Itulah menurut beliau makna tema liqo syawal “Menjadi Khoiru Ummah dengan menegakkan syariah dan khilafah”
Pada sesi tanggapan, perwakilan ustad, ustadzah dan pengusaha menyampaikan dukungannya kepada Hizbut Tahrir. “Dulu benci, kini mendukung” sangat cocok untuk menggambarkan perjalanan mereka dalam mendukung dakwah Hizbut Tahrir yang pada mulanya berprasangka negatif. Setidaknya itu yang disampaikan oleh Hj. Hamidah Iriani, Ust. Adnan Harits dan Bpk. Cecep (manager sebuah mall di kota tangerang). Bahkan ustad Adnan Harits, salah seorang DKM sebuah masjid di kota Tangerang, mengajak hadirin untuk mengikuti langkah beliau dan langkah keempat anaknya yang berdakwah bersama dengan Hizbut Tahrir.
Semoga akan banyak lagi muncul dukungan dari ustad, kyai dan tokoh di masa yang akan datang. Amiin ya Robbal ‘Alamiin. (M.Abu Fatih / I’lamiyah)
Semoga semakin banyak yang tersadarkan bahwa tidak ada yang bisa mewujudkan khoiru ummah kecuali khilafah yang akan menerapkan syariah Islam.