Sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa sipir penjara Amerika telah menganiaya para tahanan Afghanistan yang ditahan di kamp penjara terkenal yang dikelola AS yang juga merupakan pangkalan udara Bagram di Afghanistan.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Open Society Foundation yang berbasis di AS pada hari Kamis kemarin (14/10), bahwa mantan tahanan Bagram mengatakan mereka oleh tentara AS ditempatkan di dalam tahanan yang diasingkan, dan mereka juga dilarang menjalankan ritual keagamaan (shalat).
Mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak diberi makan yang layak dan mendapat cahaya alami dari matahari.
“Rasanya seperti tidur di lemari es,” kata salah satu mantan tahanan mengatakan kepada peneliti untuk dijadikan laporan.
Informasi lain menunjukkan bahwa para sipir penjara memotong singkat kunjungan Palang Merah internasional ke penjara rahasia AS ini.
Namun, AS mengklaim bahwa semua fasilitas mereka beroperasi secara legal dan memenuhi persyaratan internasional dan ada aturan penahanan. Para pejabat AS juga menyatakan bahwa semua tahanan dalam fasilitas diperlakukan secara manusiawi.
Lebih dari 800 tahanan ditahan di pangkalan militer Bagram. Penjara rahasia menjadi simbol penyiksaan di penjara ini setelah pasukan AS menyiksa dua tahanan sampai mati di sana pada tahun 2002.
Komite Internasional Palang Merah telah mengkonfirmasi laporan tentang keberadaan fasilitas penahanan rahasia di pangkalan udara AS di Bagram.
Palang Merah mengatakan Mei 2010 lalu bahwa mereka telah diberitahu tentang nama-nama beberapa tahanan yang ditahan di penjara tersembunyi di Afghanistan.
Beberapa mantan tahanan menegaskan sebelumnya pada bulan April bahwa mereka ditahan di fasilitas tersebut, di mana di sana mereka mengalami tindak kekerasan oleh pasukan AS.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan penjara Bagram telah menjadi pusat penyiksaan para tahanan sejak jatuhnya rejim Taliban di Afghanistan sembilan tahun yang lalu. (eramuslim.com, 15/10/2010)