mediaumat.com. Untuk yang ketiga kalinya Presiden Amerika Barrack Husein Obama berencana datang ke Indonesia, sebanyak itu pula Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menegaskan penolakannya. Karena Obama adalah kepala negara kafir harbi filan (negara kafir yang memerangi Islam dan umatnya). Seharusnya bukan hanya HTI, tetapi pemerintah pun harus menolaknya.
Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945 telah menegaskan penentangannya terhadap segala bentuk penjajahan. Maka penjajahan itu harus dihentikan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan perikeadilan.
Bila konsisten dengan prinsip ini semestinya pemerintah juga harus menentang penjajahan yang dilakukan Amerika di Irak dan Afghanistan. “Bentuk paling ringan dari penentangan itu adalah menolak kehadiran presiden dari negara penjajah itu!” tegas Jurubicara HTI Muhammad Ismail Yusanto di hadapan puluhan wartawan saat konferensi pers, Jum’at (5/11) siang di Gedung DPP HTI, Jakarta.
Alih-alih menolak kedatangannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono malah siap menandatangani naskah Kemitraan Komprehensif bila gembong teroris itu bila jadi datang pada 9-10 Nopember nanti. Bila itu terjadi, berarti semakin kokohlah penjajahan Amerika di dunia Islam termasuk Indonesia.
Bahkan Ketua DPP HTI Rokhmat S Labib menyatakan Indonesia disadari atau tidak ‘resmi’ menjadi negara bagian Amerika. “Ini bukan hanya menjadi sekutu tetapi menjadi negara bagian AS!” ujarnya.
Untuk itu HTI mengajak segenap komponen umat Islam untuk menolak kedatangan kepala negara penjajah tersebut. HTI pun berencana menggelar aksi penolakan kedatangan Obama pada Ahad (7/11) pkl 07.00 WIB di depan Istana Presiden longmarch menuju Kedutaan Besar Amerika.
Sementara di berbagai daerah, dari tanggal 5-8 Nopember, HTI menggelar berbagai aksi longmarch, konferensi pers, dan edukasi publik dalam program Forum Intelektual Muslim Tolak Obama dan program Majlis al Buhuts al Islamy Tolak Obama.
Disamping itu bersamaan dengan aksi tolak Obama nanti Hizbut Tahrir juga akan melakukan penggalangan dana untuk membantu korban bencana di Indonesia [] joko prasetyo