Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH. Amrullah Ahmad menegaskan bahwa begitu banyak peran ulama dalam merebut kemerdekaan. Hal itu beliau sampaikan ketika menjadi pembicara pada Dialog Kemerdekaan RI bertema “(1945 – 2008) 63 Tahun Indonesia di Persimpangan jalan” yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia di Depok.
Menurut KH. Amrullah Ahmad, ‘ulama-‘ulama yang turut berjuang diantaranya Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Umar, dll.
Namun sayangnya ketika kemerdekaan, peran ‘ulama disingkirkan. Akibatnya aturan-aturan yang diberlakukan sangat jauh dari syari’ah Islam.
Lanjutnya lagi, pemberian wadah bagi ‘ulama dalam suatu majelis pada jaman ORBA hanyalah untuk mengakomodir kepentingan-kepentingan pemerintah saat itu.
Namun ketika Soeharto lengser, maka posisi ‘ulama (MUI) disejajarkan dengan pemerintah dan bukan lagi sub ordinat dari pemerintah.
KH. Amrullah Ahmad juga menjelaskan bahwa kemaksiyatan dan kemunkaran dilakukan secara sistematis. Amar makruf nahyi munkar pun harus dilakukan secara sistematis pula. (aj/li)