HTI Press. Nuansa lelah dan jenuh yang tersirat dalam wajah para pengungsi serentak berubah dengan ekspresi ceria dan berbunga-bunga seiring dengan kehadiran Ust. Hari Mukti (mantan artis). Tidak hanya para pengungsi, para warga dan ulama di sekitar barak pengungsian pun terlihat antusias mengikuti pengajian Ust. Hari Mukti. Kehadiran Hari Mukti ke beberapa barak pengungsian korban Merapi merupakan salah satu agenda mental recovery yang diadakan oleh Tim Relawan Hizbut Tahrir Indonesia Magelang.
Kunjungan Kang Hari (panggilan akrab Hari Mukti) ke Magelang diawali dengan mengunjungi Pondok Pesantren Ngluwar yang dipimpin Kyai Musif. Di tempat tersebut beliau menyampatkan diri berinteraksi dengan warga setempat yang juga menjadi korban letusan Merapi. Selain itu, beliau juga melakukan pengecekan terhadap kinerja bak penampungan air bersih yang beliau sumbangkan sebelumnya.
Dari Pondok Pesantren Ngluwar, beliau melanjutkan kunjungan ke beberapa barak pengungsian di GOR Armada Magelang, SDN 1 Gunung Pring, dan Tanjung. Di beberapa barak pengungsi tersebut beliau memperkenalkan diri sebagai Hari Mukti mantan artis mantan setan. Dalam tausiyahnya beliau menekankan pentingnya bersyukur atas berbagai nikmat yang Allah berikan kepada kita semua, di antaranya nikmat sehat, nikmat waktu luang, nikmat rizki halal, nikmat iman, dan nikmat beribadah kepada Allah.
Pada kesempatan tersebut, Kang Hari banyak bercerita tentang kisah masa lalunya semasa menjadi artis. Kang Hari mengatakan bahwa dulu dia hidup bergelimang harta dan terkenal, tetapi hidupnya resah dan penuh dengan rasa sakit hati, perusahaan gulung tikar satu per satu dan rumah tangganya hancur. Kemudian beliau mengaji dengan Hizbut Tahrir dan meninggalkan dunia artis. Alhasil kini beliau merasa hidupnya lebih tenang dan lebih berkah, walaupun tidak sekaya dulu. Kang Hari menegaskan bahwa nikmat yang paling berharga dan paling penting adalah nikmat iman dan nikmat beribadah kepada Allah SWT. Dengan iman musibah letusan Gunung Merapi merupakan suatu hal yang kecil. Sebab kita sudah tahu bahwa segala sesuatu itu datangnya dari Allah.
Selain itu, Kang Hari juga menegaskan bahwa Letusan Merapi merupakan peringatan dari Allah kepada manusia agar meluruskan tujuan hidupnya yaitu untuk beribadah kepada Allah. Beribadah kepada Allah adalah dengan menjalankan syariat Allah, yang mana saat ini tidak ada satu Negara pun yang menerapkan syariat Allah. Syariat Allah itu 5, yaitu Halal, Sunnah, Mubah, Makruh, Haram, tambah Kang Hari. Oleh karena itu, mulai dari sekarang kita tingkatkan ibadah kita kepada Allah dengan selalu berpedoman pada syariat-Nya dan tidak menggunakan perasaan semata. (Dedi Prasetiyo-Muntilan)
Semoga Umat Islam diberi kesabaran, maka mereka dapat pahala.
Semoga seluruh rakyat Indonesia taubat, karena mushibah bisa jadi peringatan kepada Allah swt akibat kemaksiyatan nyata yang mereka lakukan.
Semoga tidak ada bencana yang lebih besar, yaitu mati dalam keladaan Tidak Beriman. Na’udzubillahi mindzalik.
Mari berjuang terapkan kembali syariah Islam dengan metode Khilafah.
Saudaramu dari Jawa.
Subhaanallah….Akang Hari Mukti baru saja silaturrahim dgn kami di Jayapura Papua, kini beliau menghibur para pengungsi saudara-saudara kita di jogja, semoga perjuangan Akang di ridhoi Allah SWT. Amiin….