Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Prof Dr Fasli Jalal, mengemukakan, lebih dari satu juta orang lulusan perguruan tinggi menjadi pengangguran karena mutu pendidikan masih kurang. Hal bukan kali pertama diungkapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
“Lebih dari satu juta orang lulusan perguruan tinggi baik program diploma dan strata 1 tidak bekerja atau menganggur, karena cenderung memperhatikan kuantitas dibanding kualitas pendidikan,” kata Fasli di Pangkalpinang, Sabtu (20/11).
Menurut Fasli, pendidikan ke depan seharusnya tidak hanya memperhatikan kuantitas, tetapi juga harus memperhatikan kualitas dan mutunya. “Di sejumlah negara di dunia, kesejahteraan dan pendapatan per kapita masyarakatnya meningkatkan karena pendidikan berorientasi kepada kualitas dan mutu,” ujarnya.
Fasli menambahkan, rata-rata masa pendidikan di Indonesia cukup tinggi dibanding dengan sejumlah negara di dunia namun pendapatan dan kesejahteraannya relatif rendah. “Artinya, relevansi, inovasi, dan kreativitas pendidikan itu sangat menentukan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengatasi pengangguran di negara ini,” jelasnya.
Wakil Mendiknas ini memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Pangkalpinang yang saat ini menjalankan program wajib belajar 15 tahun, namun harus memperhatikan kualitas dan mutu. “Angka dan lama bersekolah bukan jaminan untuk menghasilkan pendidikan berkualitas dan bermutu, maka silakan perhatikan kuantitas tetapi jangan abaikan kualitas,” tegasnya. (republika.co.id, 21/11/2010)
Ya Alloh…sudah banyak bukti kedzaliman sistem kufur yang sedang diterapkan di negriq ini….
Mengapa umat Islam belum semuanya tersadarkan padahal aq sudah mencoba untuk teriak di hadapan mereka..
Bantu aku..bantu saudara2 ku Robb…Amiin
saatnya Pendidikan Indonesia maju dan terdepan dengan syari’ah dan khilafah!
dengan demikian, maka generasi akan terjaga, terpelihara, dan/ gemilang dengan cahaya kemilau Islam! cerdas-berkualitas!
Begitulah ironi hasil didikan negeri ini, yang hanya berorientasi mencetak pekerja bukan pembuat kerja.
Terlebih setelah MOU mitra konferhensif dengan AS semakin sering iklan SMK yang ujung-ujungnya mencetak generasi siap kerja.
Kejadian ini akan terus berlanjut dari tahun ketahun, bergantinya pemimpin yang zhalim. apalah artinya tukang ojek.
pendidikan berkualitas adalah pendidikan yg ditunjang dengan sistem syar’ie.
mana mungkin ada relevansi antara kualitas pendidikan dengan output bagi dunia kerja jika sistem yg diterapkan memang tidak memberikan kesempatan bersaing yg adil.
Masyarakat menengah ke bawah sampai kapanpun, jika masih berada dalam sistem ini, akan selalu terikat pada kepentingan para kapitalis, dan kebijakan2 yg mereka buat.