HTI Press. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyesalkan sikap penguasa yang tetap mengabaikan syariat Islam sebagai azas pemerintahan. Bahkan HTI menilai pengabaian hukum Islam dengan menerapkan selain dari Allah adalah suatu keharaman.
“Dalam hukum syara’ sudah jelas menerapkan hukum selain yang diturunkan oleh Allah walaupun hanya satu hukum saja, adalah haram” kata ketua DPP HTI Ustadz Rahmat S. Labib, M.E.I kepada para peserta Silaturrahmi Tokoh yang dihadiri sejumlah ulama, tokoh pemuda, intelektual dan tokoh masyarakat lainnya di aula Hotel La Macca, Makassar (20/11/2010).
“Orang yang seperti itu dikategorikan oleh Allah SWT dalam Alquran Surat Al-Maidah ayat 44 sebagai orang kafir; atau sebagai orang zalim ayat 45; atau, seperti yang disebutkan pada ayat 47 sebagai orang yang fasik “ jelas Ustadz Rahmat.
Lebih lanjut beliau menyinggung kelakuan penguasa yang lebih memilih “menggali” Pancasila ketimbang menerapkan hukum-hukum Islam yang sudah terang kebenarannya.
“Pemerintah dan DPR kita sibuk menggali Pancasila, sementara tambang dan sumur minyak kita habis digali oleh orang asing” sindirnya. Lebih-lebih lagi pasca kedatangan Obama ke Indonesia, sejumlah perjanjian “penjajahan” komprehensif sudah ditandatangani bersama pemerintah kedua Negara. Ini semakin menegaskan bahwa mereka (penguasa) lebih memilih tunduk dan patuh terhadap kepentingan negara kafir ketimbang mengambil sikap yang tegas dan lurus berdasarkan hukum Islam. “Ini jelas bentuk pengkhianatan terhadap ummat dan Islam “ tegasnya.
Acara silaturrahmi yang digelar DPD I HTI Sulsel ini mendapat apresiasi positif dari seluruh peserta. Bahkan tanpa terasa malam sudah semakin larut, jam di dinding sudah menunjukkan pukul 23.30 WITA, namun tak satupun peserta yang meninggalkan ruangan. Mereka tetap serius menyimak tausiyah dari Ustadz Rohmat.
” Tujuan kita dikumpulkan malam ini adalah dalam rangka mengokohkan kembali sikap perjuangan kita semua, Ulama dan para tokoh yang hadir malam ini adalah orang-orang yang mendapat kepercayaan dari ummat, sudah sepantasnya kita memimpin mereka dengan Islam “ ajak Ustadz Rohmat disela-sela tausiyahnya.
Pada sesi diskusi, sejumlah peserta menyampaikan tanggapan, pertanyaan hingga dukungannya terhadap HT. salah satunya datang dari Ustadz Drs. Abdul Wahab. ” Perang opini adalah cara terbaik untuk dakwah, untuk memahamkan ummat tentang kewajiban perjuangan syariah dan khilafah ada tabir yang harus dibuka. Jalannya adalah melalui para tokoh, ulama dan asatidz yang semestinya diberikan pemahaman terlebih dahulu tentang syariah dan khilafah. Kalau mereka sudah yakin akan ide tersebut, mereka pasti akan meneruskannya ke ummat “. jelas beliau. Lebih lanjut beliau menceritakan pengalaman beliau bersama HT yang akhirnya membuat beliau mengambil keputusan untuk keluar dari kepengurusan salah satu Parpol. ” saya ini dulunya adalah sekretaris Parpol, tapi sejak saya mengenal dakwah HT, saya akhirnya sadar bahwa yang terjadi disana adalah sebuah kemunafikan, akhirnya saya memilih keluar dari partai tersebut, dan Alhamdulillah sekarang sudah ikut halqoh bersama HT” tutur tokoh yang berasal dari Kab. Gowa ini.
Menjelang pukul 23.30 Wita, acara silaturrahmi pun usai digelar. Setelah mendengarkan testimoni dari peserta, diantaranya datang dari KH. Syahril Nuhung, Lc.MThI dan Ustadz Drs. Ridwan Pattabone, acara kemudian di tutup pembacaan do’a oleh KH. Syamsuddin Latif.
Dari kuisioner yang di sebarkan panitia, seluruh peserta menyatakan setuju dan siap berjuang serta mendukung perjuangan Hizbut Tahrir untuk menegakkan syariah dan Khilafah [ ]. Aulia Yahya, Lajnah I’lamiyah HTI Sulsel
Alkhamdulillah….semoga semkain banyak tokoh dan ulama yang mendukung perjuangan Khilafah dan syariat Islam