Dalam pernyataan provokatif, dan kekeliruan dalam menjelaskan fakta, Paus Vatikan Benediktus XVI mengatakan bahwa “Islam harus menjelaskan dua masalah: Hubungannya dengan kekerasan dan akal; kemudian masalah hak untuk mengubah agama (keyakinan). Inilah masalah sulit yang diakui oleh lawan bicara para aktivis Islam.”
Dalam hal ini, Benediktus XVI lupa dengan berbagai insiden penindasan yang dilakukan oleh Gereja, terutama terkait hak orang-orang Kristen Koptik yang pindah dari Kristen ke Islam.
Sebagaimana Paus Vatikan ini juga lupa bahwa perang Barat terhadap Islam dan kaum Muslim yang mengakibatkan jatuhnya jutaan korban tak berdosa di Irak dan Afghanistan, di mana semua itu dilakukan di bawah kedok perang agama, perang salib (crusades).
Paus Benediktus XVI selama serangkaian wawancara yang diterbitkan dalam buku “Cahaya Bumi: Paus, Gereja dan Tanda Zaman“, yang ditulis oleh seorang jurnalis Jerman, Peter Cevalld, dan diterbitkan hari Rabu lalu, menegaskan bahwa ia ingin dari pidatonya yang disampaikan di Universitas Regensburg agar menjadi “pelajaran akademis murni, tanpa dipahami bahwa seruan Paus tidak dapat diambil dari sudut pandang akademik, melainkan politik,” seperti yang ia katakan.
Benediktus XVI mengatakan, hingga pidato yang disampaikannya pada tahun 2005, yang memicu gelombang reaksi kemarahan di dunia Islam, “telah keluar dan diambil di luar konteksnya, dan memberikan dimensi politik yang tidak memiliki fakta,” katanya.
Ia menambahkan: “Namun, insiden ini telah menghasilkan dampak positif. Sebab dari kontroversi ini melahirkan dialog yang sangat intensif.” “Sungguh hal ini telah sampai pada kebenaran yang tidak dapat kembali ke belakang, seperti kata mereka,” tambahnya. Ia melanjutkan: “Ini penting untuk tetap melakukan kontak intensif dengan semua kekuatan Islam yang mau dan mampu berdialog.”
Benediktus XVI, dalam salah satu wawancara yang dipublikasikan dalam buku tersebut, mengatakan bahwa “dialog” dengan kaum Muslim menuntut “perlakuan yang sama”, dan mendesak para pemimpin politik di dunia Islam agar “menjamin kebebasan perpikir dan berkeyakinan bagi semua orang. Sehingga dengan semua ini akan menjadi mungkin bagi setiap individu untuk mengumumkan keyakinan mereka sendiri secara terbuka di depan umum.”
Perlu dicatat bahwa Hizbut Tahrir telah mengeluarkan pernyataan setelah pidato Benediktus XVI tersebut, yang isinya menantang Paus untuk melakukan debat publik, dan tidak menerima hanya dengan ucapan meminta maaf saja. Pernyataan ini ditutup dengan dua kata: Pertama, Hizbut Tahrir menantang Paus Roma dalam debat terbuka yang landasannya akal dan akal saja. Sehingga semuanya menjadi jelas bagi setiap yang memiliki mata. Apalagi alamat kantor-kantor media Hizbut Tahrir semuanya jelas dan dikenal di berbagai belahan dunia di mana Hizbut Tahrir beroperasi. Dan dalam hal ini, Paus tinggal memilih waktu dan tempat yang diinginkan, (waktu dan tempat di mana kami dan Anda sama-sama bisa).
Kedua, Kami tidak ingin permintaan maaf dari Paus Roma. Sebab ia tidak mengatakan semua itu karena kesalahan yang tidak sengaja, atau ketidaktahuan yang tidak diperhitungkan. Namun ia mengatakannya dengan sangat sengaja, dengan perkataan yang jelas bukan sindiran. Sehingga hal ini tidak cukup hanya dengan permintaan maaf saja (kantor berita HT, 1/12/2010).
Berani ngak Paus melakukan debat terbuka ? Saya kira tidak berani.
ana salut reaksi yg ditunjukan akhi2 di HT, maju terus pantang mundur karena kebenaran merupakan landasan kita
Memang harus ada yg berani nantang debat,biar nda asal ngomong setelah itu meminta maaf bila terjadi multi tafsir
Tidak mungkin ada yang berani melawan Islam secara terbuka dengan fair. kita semua tahu itu. Para kafir beraninya beropini,beropini….dan beropini. Dan yang terakhir sebagai senjata andalan adlah munafik dan fitnah.
hmm… lagi² umat Islam di lecehkan, dan para pemimpinya hanya berdiam diri. sungguh terrrr laalu.!!
SIKAP tegas seperti yg dilakukan HT yang kita butuhkan. untuk menunjukan kalau umat Islam masih memiliki izzah.
awal dari terealisasinya janji Allah dan rasulNya…. dibebaskannya Roma dari semua kebohongan, berhala dan kemunafikan… beralih kedalam pangkuan dan kemuliaan cahaya Islam.
Paus tau, jika debat terbuka itu terjadi, akan memperlemah posisi agama mereka sendiri. Jadi itu pilihan sulit, jika memang tantangan diterima, akan tercatat dalam sejarah dunia. Maju terus Hizbut Tahrir…
Kita tunggu insya Allah saya berharap Dia setuju dan berani demi untuk tegaknya kebenaran dan keadilan, sehingga dapat mengurangi jumlah manusia yang tersesat oleh ajaran-ajaran/doktrin kristiani.
Takluknya Roma di depan mata. Ayo bersemangaaads
…..landasannya akal dan akal saja. jika tidak berani, berarti sama saja tidak punya akal…
Agama yang paling mulia disi2 Allah adalah agama islam,yang pastinya Allah akan memberikan kemudahan kepada hambanya,apabila hambanya memperjuangkan agama Allah. kita lihat saja bagaimana reaksi Paus nantinya,,,!!!
semoga debat itu benar dilakukan.,
mereka bicara seolah tahu Islam, padahal tak pernah memahaminya.,
Wah beda jauh yaa beliau dalam menfasirkan Ajaran Islam. Padahal Paus Gregorius XII saja mau meminjam ayat-ayat Al-Qur’an untuk umatnya.
Saya rasa Paus Vatikan Benediktus XVI …kurang belajar lintas agama sii.
Sayapun siap dipertemukan dengan Paus untuk berdebat, kapan saja dan dimana saja sesuai kesepakatan. Di luar masjid Istiqlal juga boleh, asalkan diliput media internasional semisal BBC, CNN, ataupun Al Jazera. Cukup dengan pasal “Thariqul Iman” maka keyakinan Paus dan setiap ajaran selain Islam bisa rontok jatuh berkeping-keping. Bukankah banyak sekali ayat Al Qur’an menantang manusia agar mereka menggunakan akalnya. Misalnya terdapat ayat yang menyatakan “afala ta’qiluun (apakah kalian tidak menggunakan akal); afala tatafakkaruun (apakah kalian tidak berfikir)”. Bukankah dalam Islam diajarkan bahwa Addin/agama Islam adalah akal, tidak sempurna Islamnya seseorang jika tidak menggunakan akalnya. Terlebih lagi terhadap masalah paling mendasar yakni aspek keyakinan ketuhanan, wajib dibangun dengan kekuatan akal–sebab kalo salah bisa fatal/nyesel dunia sampai akherat tanpa akhir. Lha wong masalah kehidupan sehari-hari saja wajib menggunakan akalnya, masa iya keyakinan agama tidak boleh menggunakan akal. Jika keyakinan untuk menemukan Tuhan tidak dibangun dengan akal/hanya sekedar percaya dengan menutup akal maka dan ikut ikuitan (norok bontek) wajar jika akhirnya manusia akan menyembah banyak tuhan. Wis pokoknya saya siap berdebat dengan Paus asalkan diliput media ya.
Roma… Tunggu kedatanganku dan pasukanku….
Itulah jawabanku atas setiap fitnah yang kalian sampaikan.
ROMAAAAAA…..kami datang…!!!! Allahu Akbar…!!!!
tantang aja debat, pasti dia (paus) kena malu sendiri akibat statement2 nya.
Maju terus… bongkar makar musuh2 Allah… Allahu akbar!!
Kota Roma menanti kita, Pantang menyerah ma yang beginian… Islam adalah agama yang shahih. Allahu Akbar….
Laknat ALLAH SWT buat mereka yang mencela Islam.
segera kembali ke Khilafah
Allahu akbar…ykin dengan bisyarah Allah