Dinas Kesehatan (Diskes) mercatat kota Pekanbaru merupakan penyumbang terbesar penderita HIV/AIDS di Riau tahun 2010, bahkan mencapai 460 kasus penderita.
“Kasus HIV/AIDS di Pekanbaru mengalami tren yang semakin meningkat mulai 2007-2010,” kata Kepala Diskes Dahril Darwis menjawab pertanyaan wartawan di Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan, peningkatakan penderita kasus itu justru semakin berkembang atau meningkat pesat pada 2010 sehingga tercatat peringkat pertama jumlah penderita HIV/AIDSnya.
Kasus HIV/AIDS tahun 2007 lalu tercatat hanya 87 orang, namun pada 2008 naik tajam menjadi 204. Kemudian pada 2009 kasusnya naik lagi menjadi 361, dan puncaknya tahun 2010 kasus kembali naik menjadi 460 kasus.
“Dari 460 kasus tahun 2010 ini terdapat 164 yang menderita HIV, dan 296 yang menderita AIDS,” jelasnya.
Sementara jika dibandingkan dengan jumlah kasus di Provinsi Riau secara keseluruhan HIV sebanyak 361 kasus dan AIDS 492 orang.
“Jadi, Pekanbaru merupakan penyumbang tertinggi kasus HIV/AIDS dan ini berada di peringkat pertama di Riau,” kata Dahril.
Untuk mengantisipasi dan menanggulangi kasus ini Dahril mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan Dinas Pendidikan (Disdik) untuk menyampaikan penyuluhan atau pencegahan agar tidak tertularHIV/AIDS.
“Karena sampai saat ini belum ada obat untuk HIV/AIDS. Satu-satunya cara yang kami lakukan adalah pencegahan dan sosialisasi agar HIV/AIDS tidak menular,” kata Dahril.
Wali Kota Pekanbaru Herman Abdullah dalam aksi simpati terkait peringatan Hari AIDS yang jatuh pada 1 Desember mengingatkan seluruh masyarakat akan bahaya HIV/AIDS dan harus menghindari seks bebas.
“Bagi yang sudah berkeluarga agar setia pada pasangannya. Tidak melakukan seks bebas. Penyakit ini sangat berbahaya, karena penularannya sama seperti Narkoba,” kata Herman.
Selain itu kepada berbagai pihak juga diingatkan Herman selalu mewaspadai penularan penyakit HIV/AIDS seperti pihak rumah sakit agar menggunakan jarum suntik yang baru pada pasien baru.
“Penggunaan jarum agar tidak berulang-ulang, karena bisa menular,” sarannya.
Aksi turun ke jalan yang dilakukan Pemko Pekanbaru merupakan aski simpati dalam rangka memperingati Hari AIDS yang jatuh pada tanggal 1 Desember.
Dalam aksi itu, Herman Abdullah dan Erizal Muluk langsung membagi-bagikan stiker dan berbagai media tempel lainnya kepada para pengguna jalan khususnya yang melintas jalan Sudirman depan kantor wali kota atau bundaran air mancur. (ANTARA, 2/12/2010)
Akar masalah HIV/AIDS sebenarnya adalah sex bebas. Dengan demikian upaya menghentikan penyebaran HIV/AIDS akan sangat efektif dengan: pertama, menghentikan, menghapuskan dan mencegah seks bebas yang berkembang dimasyarakat, juga menutup semua industri yg memicu pornografi/aksi. Kedua, menerapkan tata aturan yang mengatur secara sempurna hubungan pergaulan antar pria dan wanita. Ketiga, menerapkan sanksi yang tegas bagi para pelanggarnya. Ketiga upaya ini akan dicover oleh aturan di dalam sistem Islam, bukan sistem sekuler-liberal seperti yg diterapkan negeri ini. Sehingga, butuh penerapan aturan Islam secara menyeluruh dalam bidang kehidupan,yaitu hanya dalam naungan Daulah Khilafah Rasyidah. insyaAllah penyakit terkutuk ini akan lenyap dari muka bumi.