Dalam sebuah pernyataan yang justru mengungkap kepalsuan dari apa yang diklaimnya, bahwa Presiden Suriah, Bashar al-Assad pada Sabtu menuduh “Israel” telah merusak proses perdamaian di kawasan Timur Tengah, hingga menambah suasana ketegangan. Ia menegaskan bahwa perdamaian yang berdasarkan legitimasi internasional saja yang dapat menjamin keamanan dan stabilitas.
Assad mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada para wartawan setelah pembicaraan dengan Presiden India, Pratibha Devisingh Patil, bahwa tidak adanya perdamaian di wilayah kita adalah karena kebijakan “Israel”. Oleh karena itu, meskipun Suriah berupaya keras untuk mencapainya, kondisi ketegangan terus meningkat. Bahkan semua itu, merusak usaha-usaha kami dalam pembangunan dan kesejahteraan ekonomi.
Ia menambahkan bahwa “perdamaian yang berdasarkan legitimasi internasional dan mengembalikan hak kepada pemiliknya yang berhak saja, maka itulah yang akan menjamin keamanan, stabilitas dan kemakmuran di Timur Tengah, serta di dunia,” katanya.
Sementara itu, Presiden Mesir mengungkapkan harapannya yang begitu besar terhadap entitas Yahudi, dan ketakutannya bahwa apa yang disebutnya dengan aksi terosrisme terhadap Israel tumbuh subur dan tersebar di seluruh dunia. Presiden Mesir, Hosni Mubarak memperingatkan selama perjalannya di Teluk bahwa “Israel” yang terus-menerus membangun di atas wilayah Palestina akan mengakibatkan penyebaran terorisme di dunia terhadap “Israel” dan para pendukungnya.
Mubarak menegaskan setelah pembicaraan dengan Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al-Khalifa di Manama, bahwa Mesir tidak ingin perundingan antara Palestina dan “Israel” itu berhenti. Dia mengatakan bahwa menghentikan perundingan berarti “Israel” akan membangun di semua wilayah Palestina. Sehingga pada akhirnya tidak ada wilayah tersisa untuk mendirikan negara Palestina. Akibatnya, akan tumbuh subur dan tersebar aksi terorisme di seluruh dunia terhadap Israel dan para pendukungnya. (kantor berita HT, 1/12/2010).