Polisi Azerbaijan Secara Brutal Memukuli Kaum Mukmin yang Memprotes Larangan Jilbab ke Sekolah

Kaum Muslim yang beriman tentu tidak rela ketika aturan Islam diinjak-injak dan anak-anak mereka dipaksa meningglkan hijab. Mereka tidak akan tinggal diam ketika ada upaya pelecehan terhadap agama mereka yang dilakukan oleh para penguasa. Kepolisan Azerbaijan menggunakan tindak kekerasan untuk membubarkan orang-orang beriman yang berkumpul di depan Kantor Departemen Pendidikan mendesak untuk mencabut larangan pakaian hijab ke sekolah.

Seperti dilaporkan SalamNews, pihak kepolisian setempat menyemprotkan gas air mata pada kerumunan kaum Mukmin yang menggelar aksi secara damai. Sekitar seribu orang berkumpul dalam waktu yang lama, sementara kepolisian gagal membubarkannya.

Pihak kepolisian menangkap puluhan orang. Secara brutal mereka memukuli dan menyeret kaum Mukmin peserta aksi protes ke dalam mobil polisi.

Seperti dilaporkan sebelumnya di situs kami, sejak 15 September 2010, Azerbaijan memberlakukan pemakaian seragam sekolah terpadu bagi siswa kelas I – IV. Bagi anak laki-laki seragam sekolah terdiri dari kameja putih, jaket dan celana biru serta rompi dengan warna yang sama.

Sementara bagi siswa perempuan dikenakan seragam yang terdiri dari celana ketat putih, rok hitam dan putih, jaket kotak-kotak biru, rompi merah gelap dan kameja putih.

Menteri Pendidikan Misir Mardanov mengatakan bahwa semua anak harus bersekolah dengan seragam sekolah. Anak-anak yang tidak mematuhi aturan sekolah tidak diizinkan menghadiri kelas.

Mengomentari protes baru-baru ini, menteri sekali lagi menyuarakan posisinya dengan menyatakan bahwa ia mengikuti hukum dan tidak melanggar hak-hak orang beriman.

“Ada undang-undang negara, yang secara jelas menyatakan bahwa ke sekolah harus memakai seragam sekolah, dan semua pakaian berbentuk lain tidak bisa diterima,” katanya.

Penguasa Melawan Aturan Allah Swt, Umat Bangkit!

Baru-baru ini, para penguasa boneka di beberapa negeri Muslim mulai melakukan perlawanan terhadap aturan-aturan Allah, melarang pakaian Muslimah di sekolah. Namun, fakta memperlihatkan bahwa umat Muhammad Saw ini tidak mau mematuhi rezim yang menentang aturan Allah Swt.

Muslim Azerbaijan menjadi salah satu dari mereka yang berdiri menentang rezim pemerintah sekuler, membela kehormatan dan martabat saudara perempuan mereka.

Hal serupa, sebenarnya terjadi di beberapa negeri Muslim. Atas nama keseragaman, sebagian anak-anak Muslim dipaksa untuk berpaling dari ketaatan mereka terhadap Allah Swt. berpakaian sesuai dengan perintah agama mereka.

Beberapa kasus, siswa muslimah yang hendak berpakaian hijab (jilbab sempurna) dilarang untuk datang ke sekolah dengan alasan tidak sesuai dengan aturan sekolah. Sementara, para pelajar perempuan yang mengumbar aurat malah dibiarkan.

Bahkan, sebagian remaja Muslimah digiring untuk melepaskan kerudung dan mengumbar aurat atas nama keseragaman, pakaian ekstrakurikuler, dan  olahraga perempuan seperti renang, bola volley dan bola basket.

Bila di Azerbaijan, orang tua, pemuda, laki-laki perempuan ikut peduli terhadap pelecehan atas perempuan Muslim tersebut, lalu bagaimana dengan para orang tua dan masyarakat di negeri ini, ketika secara nyata, penggiringan remaja Muslimah untuk mengumbar aurat tersebut terjadi.

Bila pelarangan tersebut terjadi di negeri-negeri Barat mungkin bisa dipahami karena mayoritas non muslim, sekalipun mereka melanggar ide-ide mereka sendiri seperti kebebasan dan hak asasi manusia. Tetapi sungguh sangat aneh bila pelarangan itu terjadi di negeri bermayoritas Muslim.

Hari ini ide-ide sekularisme, yakni ide pemisahan agama dari kehidupan mencengkram kaum Muslim. Tentu hal ini akan berbeda ketika Khilafah berdiri, maka akan mengembalikan kehormatan perempuan Muslimah dan menjaga mereka di dalam tatana syariat Allah Swt.

Sudah saatnya, kaum Muslim dan para pemegang kebijakan kembali melihat aturan-aturan syariat agama mereka dan menumbuhkan rasa takut kepada Allah Swt., Rabb al-Mudabbir, Sang Pengatur dan Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan, yang Menghidupkan dan Mematikan semuanya. Tidakkah kita semua merindukan barokah dari-Nya ketika kita menjalankan perintah-perintah-Nya?

Di akhirat kelak, semua manusia akan berhadapan dengan-Nya untuk dimintai pertanggungjawaban atas segala keputusan, tindakan dan perbuatan selama manusia hidup di dunia. (syabab.com, 15/12/2010)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*