Surabaya – Penangkapan Sukirno (44), bapak enam anak yang dilakukan oleh Densus 88 Mabes Polri, di rumahnya di Dusun Besuk Desa Curah Malang, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berkedok sebagai aparatur desa setempat.
Kronolgi penangkapan Sukirno versi keluarganya, yakni pada Sabtu (11/12/2010) sekitar pukul 16.00 WIB sore, ada sekitar 5 sampai 6 orang yang tak dikenal mendatangi rumahnya dengan mengendari mobil.
“Ada tamu menanyakan bapak ada tidak. Saya tanya dari mana, katanya dari kelurahan,” ujar Ifa (36) istri Sukirno kepada wartawan di depan Masjid Al Falah, Jalan Raya Darmo, Surabaya, Rabu (15/12/2010).
Kemudian, Ifa masuk ke dalam rumah. Ternyata pria yang mengenakan pakaian preman, turut masuk ke dalam area kamar mandi. Pada saat itu, Ifa yang sedang memandikan anaknya terkejut, melihat pria itu juga ikut masuk ke dalam rumah di area kamar mandi.
Pada saat di area kamar mandi, Sukirno yang hendak mengambil air wudhu untuk salat ashar, dihalau oleh pria tersebut. “Nggak usah pak. Wudhu di kelurahan saja,” kata Ifa menirukan perkataan pria yang diduga anggota Densus 88.
Kemudian, Sukirno diminta kartu identitas berupa KTP-nya dan Sukirno memberikannya. Setelah itu, pria tersebut membawa Sukirno ke luar rumah.
“Saya tanya, mau dibawa ke mana. Katanya, mau dibawa ke kantor kelurahan, untuk bicara rahasia sebentar sama bapak. Nanti akan saya kembalikan kalau selesai agak malam-malam sedikit,” tuturnya.
Setelah itu, Sukirno dibawa ke dalam mobil dikawal 2 orang laki-laki yang berjaga di depan pintu dan 2 orang laki-laki yang lain memotret rumah Sukirno dan di sekitar rumahnya. Kemudian, mobil yang ditumpangi kelima orang yang tak dikenal yang membawa Sukirno, melaju ke arah barat.
“Yang dibawa hanya KTP dan handphone bapak. Bapak sampai sekarang belum pulang. Kami sekeluarga sangat cemas, karena tidak tahu siapa yang membawa bapak dan dibawa kemana saya tidak tahu,” tuturnya. (detiknews.com, 15/12/2010)
Penangkapan Sukirno (44), bapak enam anak yang dilakukan oleh Densus 88 Mabes Polri, di rumahnya di Dusun Besuk Desa Curah Malang, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berkedok sebagai aparatur desa setempat.semakin jelas mereka tidak sadar tindakan mereka seperti preman bahkan seperti teroris sendiri yang di buru sendiri —- lagi-lagi ini produk jahiliyah kapitalis —– gitu kok ya di pertahankan !!!!