The Guardian: Proses Perdamaian Telah Mati, Namun Obama Menolak Untuk Menguburnya

Surat kabar Inggris The Guardian mengatakan bahwa proses perdamaian di Timur Tengah sudah mati, namun hingga kini belum juga dikuburnya. Sementara itu Amerika Serikat mencoba untuk mendorong Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu agar membekukan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki sebagai prasyarat untuk dimulainya kembali perundingan, namun itu tidak berhasil.

The Guardian menjelaskan dalam editorialnya, bahwa meskipun tidak ada yang mau menguburkan “bangkai dari proses perdamaian yang berita kematiannya telah tersebar luas,” ternyata koalisi sayap kanan dalam pemerintahan Netanyahu tampak puas dan lega dengan kegagalan negosiasi langsung antara Israel dan Palestina. Mungkin mereka menganggap bahwa setiap hari yang berlalu tanpa ada kesepakatan akhir terkait perdamaian merupakan kesempatan untuk tetap menggerakkan mesin pencampur semen dan membangun dengan bebas.

Sementara di sisi lain, tampak bahwa para pemimpin Palestina enggan memenuhi janji mereka untuk mengundurkan diri, karena mereka akan kehilangan pekerjaannya, kekuatannya dan harga diri politiknya; dan meskipun legitimasi masih dapat dinikmati oleh Gerakan Pembebasan Nasional Palestina ( Fatah ), namun warga Palestina menunggu Otoritas Palestina sebagai pengganti bagi para prajurit Israel, tidak lebih.

Adapun Israel akan tetap memblokade Gerakan Perlawanan Islam ( Hamas ) di Gaza, bahkan terlah mempersiapkan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran, di tengah kekhawatiran berkobarnya intifadhah (perlawanan) yang ketiga oleh warga Palestina.

Amerika Serikat tidak ingin menetapkan tanggal “untuk pemakaman proses perdamaian”, karena mengeluarkan sertifikat kematian yang sebenarnya memerlukan peninjauan dan pemeriksaan 18 tahun usaha yang sia-sia dan upaya yang gagal mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina di wilayah itu. Oleh sebab itu, presiden Amerika menunda berfikir melakukan hal itu, sebab ia ingin mencalonkan jabatan presiden untuk masa yang kedua.

Surat kabar itu mengatakan bahwa Presiden AS, Barack Obama telah bertemu dengan Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Washington. Bahkan Obama telah menggunakan semua upaya terkait strategi pemerintah AS untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah.

Ia juga akan menekan Israel untuk menerapkan opsi satu negara. Sehingga akan ada jalan terpisah untuk Israel, dan ada dua pemerintah yang terpisah bagi Yahudi dan Arab, akibatnya kepemimpinan Palestina tetap lemah dan terpecah.

Sementara itu, the Guardian menyerukan Partai Buruh Israel untuk menarik diri dari koalisi pemerintahan, lalu mempermalu Netanyahu dan para pendukungnya. Sebaliknya the Guardian menyerukan Abbas untuk melepaskan Otorita Palestina. Ini artinya bahwa keberadaan Palestina di bawah pendudukan Israel akan terus berlangsung. Selanjutnya, mengajukan permintaan pada PBB agar mendirikan negara Palestina dan mengakuinya.

Surat kabar itu menyimpulkan dengan memberi catatan bahwa bertambahnya kompleksitas permasalahan yang berkaitan dengan proses perdamaian di Timur Tengah, adalah dukungan yang terus menerus dan tanpa syarat yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada Israel, dengan mengorbankan kesengsaraan dan penderitaan rakyat Palestina (aljazeera.net, 16/12/2010).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*