Dalam upaya untuk menciptakan pertahanan dalam negeri, Uni Emirat Arab (UEA) telah menjadi pembeli senjata konvensional terbesar di timteng antara 2005 dan 2009, sebuah surat kabar di UEA melaporkan studi penelitian pada hari Minggu.
Termasuk Iran dan Irak dengan negara-negara teluk lain, Emirat Arab menempati 57 persen dari semua pembelian senjata konvensional seperti tank, roket dan jet tempur, surat kabar The National melaporkan hasil studi Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).
Setelah Emirat Arab, Arab Saudi menempati urutan kedua sebesar 10 persen, dan Iran ketiga yakni 9 persen.
UEA sebagai importir senjata
Sementara Bahrain dan Qatar merupakan pangkalan militer AS yang paling signifikan di Teluk, namunlebih sedikit membeli persenjataan untuk meningkatkan pertahanan mereka sendiri. Sedangkan UEA telah berusaha untuk membangun “kemampuan pertahanan sendiri,” kata studi tersebut.
“UEA ingin menjadi kuat dan kokoh. Ini adalah bagian dari doktrin pertahanan mereka, “kata Dr Theodore Karasik, direktur penelitian dan pengembangan di Institut untuk Timur Dekat dan Teluk Analisis Militer (INEGMA) di Dubai, tulis surat kabar tersebut.
Menurut Dan Darling, analis pertahanan Timur Tengah dari Forecast International, pembelian UEA tersebut bertujuan untuk mengkonsolidasikan pertahanan udara UEA, kemampuan udara dan pertahanan maritim.
Studi SIPRI juga mengungkapkan bahwa rencana UEA termasuk pangkalan sistem pertahanan anti rudal balistik di dataran tinggi dari AS, dan helikopter Chinook, selebihnya 60 pesawat tempur dari Perancis atau Amerika.
“Jumlah senjata yang diimpor oleh UEA telah meningkat secara signifikan dalam dekade terakhir dan negara ini akan tetap menjadi importir senjata utama dalam tahun-tahun mendatang,” tulis dalam sebuah penelitian tersebut.
Pengimpor Senjata diluar AS
Pembelian senjata UEA juga meliputi negara-negara selain AS, diantaranya Rusia, Italia dan Perancis.
Negara Teluk diatur untuk mengambil pengiriman enam korvet Perancis, dan beberapa korvet dan frigate Italia , dan sampai dengan 50 sistem pertahanan udara Pantsir-S1dari Rusia. UEA juga membeli 60 helikopter Black Hawk buatan AS dan enam pesawat angkut C-17.
UEA ini juga banyak diharapkan untuk membeli sampai dengan 48 jet untuk pelatihan dan serang ringan, korvet tambahan dan fregat, dan pesawat peringatan dini, ungkap SIPRI.
Periode antara tahun 2000 dan 2007, belanja pertahanan UEA keseluruhan diperkirakan total lebih dari 67 milyar dolar AS, ungkap SIPRI.
Pada bulan Maret, SIPRI menempatkan peringkat UEA di tempat keempat di seluruh dunia untuk pengeluaran senjata total antara 2005 dan 2009. (alarabiya.net, 26/12/2010)