Adanya selisih lebih pembiayaan anggaran (SILPA) tak membuat Ditjen Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan (Kemenkeu) merubah rencana penerbitan utang tahun depan. Surat Utang negara tetap akan dilelang setiap bulannnya untuk mencapai target growth penerimaan utang 2011 sebesar Rp 200,6 triliun.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementriaan Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan setiap bulan pemerintah akan menerbitkan surat utang baik melalu lelang SUN ataupun sukuk. “ Kita juga tetap akan melakukan penerbitan insturmen tertentu melalui book building dan private placemenct itu kita lakukan seperti apa yang kita lakukan pada tahun ini,” ujar Rahmat, di kantornya, Kamis (30/12).
Memang, lanjut Rahmat, ada kemungkinan untuk melakukan diversifikasi obligasi mengingat besarnya jumlah penerimaan utang yang harus dicapai. Jika tidak, maka pasar ditakutkan akan mengalami crowding out (kejenuhan pasar).
“Sekarang ini growth nya Rp 162 triliun , kedepan menjadi Rp 200,6 triliun itu tentunya kita terus lakukan supaya tidak ada crowding out di pasar domestik. Tapi kalau sekarang marketnya masih bagus serperi saat ini kita akan tetap akan kosentrasi penerbitan di domestik market,” papar Rahmat.
Soal adanya Silpa, menurut Rahmat itu disebabkan karena masalah penyerapan dan hal tersebut bukan merupakan kewenangannya. Apa yang dikerjakan oleh Ditjen utang adalah mencari pembiayaan melalui utang. Walaupun begitu baiknya utang tersebut memang semuanya terpakai.
“Kita nerbitin-nerbitin aja. Kita bukan menyerap, kita hanya cari utang saja. Seharusnya memang semuanya dipakai. Realisasinya memang seharusnya sesuai dengan target. Kalau penyerapan itu Dirjen Anggaran,” tukas Rahmat.
Supaya tidak terjadi Silpa yang besar, menurut Rahmat pemerintah akan terus meningkatkan koordinasi internal khususnya terkait penyerpan. Koordinasi itu yakni antara pengeolaan utang dan pengelolaan kas agar lebih baik. “Karena penyerapan kita kan anggaran berbasis kinerja. Koordinasi antara pengeolaan utang dan kas supaya lebih baik,” jelasnya. (republika.co.id, 30/12/2010)
Astagfirullah,……..
betul-betul sangat mengkhawatirkan.
Keadaan ini sebaiknya jgn di biarkan berlarut-larut,
Segera ganti sistem menjadi sistem Syariah.
Wassalam.
hutang melulu kita..
makin hancur la indonesia, buxan tiap tahun berkurang tapi bertambah-tambah. komano uang negara????????????????????
bagai mana pak kemenkeu????
mau dibawa kemana utang ini nantix,
dan kemana uang negara?? dibelit ular pitooooon ya?
Udah gak punya otak tuh orang-orang yang ada dipucuk pimpinan negeri ini….
Kayaknya semua otak besarnya udah digadaikan ke kaum Kapitalis. yang ada tinggal tempurungnya aja he…
Hanya sistem Islam lah yang benar-benar nyata baik n benar,,
dengan Dinar.. tentu inilah kenyataan kebobrokan demokrasi yang selalu tak kunjung usai..
Allohu Akbar…
itulah sistem kapitalisme
kurang jelas apa lagi kebobrokannya???
masih kah kt mau m’p’tahankan sistem ni?
aduhai…tak patut
hanya islamlah satu2ny sistem yg shohih
Allahu Akbar!!!