Penyiksaan terhadap umat Muslim oleh pemerintah Uzbekistan terus berlangsung. Menurut Independent Human Rights Defenders Group (IHRDG), setidaknya 39 warga Muslim meninggal karena disiksa di penjara-penjara pemerintah sepanjang tahun ini.
Ini terjadi di tengah-tengah tindakan represif pemerintah terhadap kelompok-kelompok religius Islam dan para pengkritik pemerintah lainnya. Pada 2009, menurut IHRGD, tercatat 20 orang tewas karena disiksa di penjara.
Seperti dimuat Washington Post pekan lalu, IHRDG dalam laporannya yang dirilis Kamis (30/12) mengatakan angka ini berdasarkan informasi dari anggota keluarga para korban dan mantan tahanan. Angka sebenarnya bisa lebih besar lagi. Banyak yang tidak dilaporkan karena anggota keluarga takut tindakan aparat jika mereka benyanyi kepada kelompok HAM.
Pihak penjara kerap mengembalikan jenazah kepada keluarga di dalam peti yang disegel guna menyembunyikan bukti penyiksaan. Sementara polisi memaksa pihak keluarga untuk tidak melakukan ritual prosesi jenazah secara Islam dengan menguburkan peti secara utuh.
‘’Mereka menyerahkan jenazah tengah malam, memaksa keluarga untuk menguburkan saat subuh dan berpatroli di sekeliling rumah selama beberapa hari setelah pemakaman,’’ kata ketua IHRDG, Surat Ikramov, kepada kantor berita AP.
Kelompok HAM lainnya, Human Right Watch (HRW), mengatakan pada 2007 pemerintah Uzbekistan secara rutin memukul tahanan dan menyiksanya dengan sengatan listrik untuk mendapatkan informasi. Mereka juga melakukan pelecehan seksual. Puluhan aktivis oposisi dan HAM telah dipenjara dalam beberapa tahun ini.
Takut akan meluasnya tradisi Muslim dari negara tetangga Afghanistan, pemerintah Uzbekistan pimpinan mantan tokoh komunis, Islam Karimov, melakukan tindakan represif terhadap umat Islam yang menjalankan ibadah di luar masjid-masjid yang direkomendasikan pemerintah. Tindakan ini telah berlangsung bertahun-tahun.
Ikramov mengatakan jumlah Muslim yang dipenjara mendekati 10 ribu. ‘’Jumlah ini selaku meningkat,’’ katanya.
Ia mengatakan tahun 2010 aja, 370 orang, termasuk puluhan wanita, ditahan dengan tuduhan terlibat kelompok Islam radikal. Ia mengatakan tertuduh kerap disiksa sebelum dibawa ke pengadilan tertutup. Di penjara, mereka kembali disiksa oleh sesama tahanan, yang sengaja diinstruksikan oleh aparat.
Bukan hanya Muslim, kelompok agama lainnya, seperti Kristen Protestan, juga menghadapi tekanan dari pemerintah. Sejumlah pendeta telah dipenjara dengan tuduhan membangkitkan kebencian terhadap umat Islam.
Karimov berkuasa di negara berpenduduk 28 juta yanng mayoritas Muslim ini sejak 1991. Pemerintahannya dimusuhi AS dan negara-negara Barat menyusul tindakan brutal terhadap gerakan protes di kota Andijan pada 2005 yang menewaskan ratusan orang. Pemerintah mengatakan 187 orang tewas dan menuding kelompok Islam yang melakukan kekerasan. (republika.co.id, 3/1/2011)