Setelah sebelumnya di beberapa pilkada angka golongan putih (golput) cukup tinggi, kini fenomena golput berulang di Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Bandung. Pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) menduga tingginya angka golput tersebut disebabkan oleh kejenuhan warga dengan proses politik demokrasi yang ada.
Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di tingkat KPU Kota Bandung pada Jum’at (15/8) sebanyak 30,19 persen atau 459.428 orang warga Kota Bandung memilih untuk golput pada Pilwalkot Bandung 10 Agustus 2008 lalu.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung, Heri Sapari di Bandung, Jumat (15/8) malam mengatakan tingginya jumlah golput ini disebabkan oleh berbagai macam variabel, diantaranya sosialisasi yang hanya menekankan pada penyampaian informasi saja dan bukan pada pendidikan politik.
“Masyarakat telah jenuh dengan Pemilu langsung ini namun kita harus memberikan penekanan dan penjelasan bahwa cara demokrasi inilah yang memang menjadi pilihan demokrasi bangsa Indonesia,” kata Heri.
Untuk Pemilu Legislatif 2009 mendatang, KPU akan melakukan sosialisasi yang berbeda dari saat ini berkaca dari turunnya tingkat partisipasi jika dibandingkan dengan persentase pada Pilgub lalu.
Dari rekapitulasi akhir di tingkat kota, jumlah pemilih yang berpartisipasi dalam Pilwalkot Bandung adalah 1.061.934 orang dari salinan jumlah pemilih tetap sebanyak 1.521.362 orang.Pasangan Dada Rosada-Ayi Vivananda mendapatkan 667.026 suara atau 64,98 persen, pasangan Taufikurahman-Abu Syauqi meraih 263.711 suara atau 25,69 persen dan pasangan Hudaya-Nahadi mendapatkan 95.728 suara atau 9,33 persen. (si)
Bandung
Kota
Agamis…
Mari Bung
Rebut
Kembali///
Bandung
Barakah
dg
Syariah///