2011 : Harapan Membentang Luas

Tahun 2010 , sama dengan tahun-tahun sebelumnya kondisi umat Islam masih menyedihkan. Namun penderitaan ini bukanlah tanpa akhir. Muncul kesadaran yang semakin menguat untuk menegakkan khilafah dan syariah, bersamaan dengan menguatnya tanda-tanda kehancuran peradaban Kapitalisme Barat. Hal ini membuat kita semakin optimis. Harapan ke depan masih membentang luas.

Survei terbaru Pew Research Center (desember 2010) menunjukkan mayoritas muslim di Indonesia, Mesir, Nigeria dan Yordania yang paling antusias untuk memberlakukan hukum Islam di negaranya. Lebih dari 3/4 responden survei di negara-negara itu memberikan pandangan yang positif terhadap peran Islam dalam politik. Hal ini mengokohkan survey-survey sebelumnya yang juga menunjukkan angka trend yang meningkat untuk perjuangan syariah dan khilafah.

Tanda-tanda kebangkrutan Amerika banyak dinyatakan intelektual Barat sendiri. Moris Berman dalam bukunya, Dark Ages America: The Final Phase of Empire (Norton, 2006) : Imperium Amerika segera akan rubuh. Ia menggambarkan Amerika sebagai sebuah kultur dan emosional yang rusak oleh peperangan, menderita karena kematian spiritual dan dengan intensif mengeskpor nilai-nilai palsunya ke seluruh dunia dengan menggunakan senjata. Republik yang berubah menjadi imperium itu berada di dalam zaman kegelapan baru dan menuju rubuh sebagaimana dialami Kekaisaran Romawi

Kebangrutan ideologi ini tidak bisa dilepaskan dari ambruknya ekonomi Amerika. Hal ini berpengaruh terhadad kekuatan militer AS yang memang sangat tergantung pada ekonomi. Belajar dari jatuhnya negara adi daya Romawi dan Soviet , melemahnya kekuatan ekonomi, mempercapat kejatuhan mereka , meskipun secara militer mereka masih kuat. Akibatnya, pengaruh AS di dunia internasional pun semakin menurun.

Krisis ekonomi Amerika tampak dari semakin meningkatnya utang luar negeri negara itu. Laporan Departemen Keuangan AS menyebutkan bahwa utang yang ditanggung pemerintah AS saat ini sudah melampaui angka 13 triliun USD. Di akhir masa kepresidenan Obama tahun 2012, utang ini akan meningkat menjadi 16 triliun.

Jumlah sebesar itu lebih tinggi seratus persen dibanding total produksi nasional bruto AS. Richard Haas, Kepala Dewan Hubungan Luar Negeri AS , mengatakan beban utang yang ditanggung pemerintah sudah sampai ke angka sangat fantastis dan tertinggi sepanjang sejarah. Menurutnya, AS tidak akan mampu melunasi seluruh utang ini.

Christopher Lynn Hedges mantan koresponden perang pada surat kabar “New York Times”, juga pemenang “Pulitzer Prize” mengungkap tanda-tanda runtuhnya Amerika Serikat sangat jelas dan telanjang. Dalam bidang ekonomi Amerika, dia menyatakan : Amerika sedang melalui apa yang disebut dengan “kudeta perusahaan”, sistem pendidikan kita telah hancur, infrastruktur kita telah terkikis, dan selama tidak ada perlawanan dari rakyat, maka kita sedang menuju pada sistem neo-feodalism.

Kegagalan dalam Amerika dalam perang Irak dan Afghanistan, menjadi indikasi melemahnya kekuatan negara ini. Meskipun merupakan negara militer yang kuat, negara ini kesulitan memenangkan dua medan perang ini. Padahal yang dihadapi Amerika di Irak adalah milisi mujahidin yang jumlahnya tidak begitu banyak. Sementara Afghanistan merupakan negara miskin di dunia dengan persenjataan militer yang sudah sangat ketinggalan.

Penting kita perhatikan , Afghanistan dalam sejarahnya menjadi kuburan bagi imperium besar dunia. Seperti yang dikatakan Robert Fisk , Amerika sepertinya tidak belajar dari sejarah. Bagaimana imperium besar dunia seperti Soviet gagal menaklukkan Afghanistan, dan itu menjadi salah satu penyebab kehancuran Soviet.

‘Ala kulli hal, kita dalam kondisi – injure time– : kapitalisme diambang kehancuran, dukungan umat terhadap syariah semakin meningkat. Semua ini memberikan harapan besar bagi tegaknya kembali negara Adi Daya Khilafah Islam. Dibutuhkan kesungguh-sungguhan untuk memperjuangkan khilafah. Keseriusan kita dalam berjuang disertai dengan ketaqwaan yang tinggi kepada Allah SWT menjadi kunci pertolongan Allah SWT bagi kemenangan perjuangan ini. Allahu Akbar (Farid Wadjdi)

3 comments

  1. Edwin Widianto

    Utang, ‘Bom Waktu’ Amerika

    ————————————————-
    KORAN TEMPO | RABU, 29 DESEMBER 2010 | Halaman B4
    ————————————————-

    JAKARTA — Jumlah utang pemerintah Amerika Serikat yang terus menggunung dikhawatirkan membuat negara tersebut kembali terjerumus ke dalam resesi yang kedua setelah resesi 2008 (double-dip recession).

    Ekonom dari Universitas Gadjah Mada,A.Tony Prasetiantono, mengungkapkan sepanjang 2010 saja Amerika sudah menambah utang baru sebanyak US$ 1,2 triliun.

    Walhasil, saat ini total utang Negeri Abang Sam mencapai US$ 12 triliun. Jika dibandingkan dengan total produk domestik bruto (PDB) negara itu yang sebesar US$ 14,5 triliun, rasio utang terhadap PDB Amerika sudah 82,7 persen.

    Bandingkan dengan rasio utang terhadap PDB Indonesia, yang hanya sebesar 27 persen.“Potensi krisis utang di sana besar sekali,” ujar Tony ketika dihubungi kemarin.

    Rasio utang yang sangat tinggi ini terjadi karena Amerika menyelamatkan ekonominya dengan mempertinggi defisit anggaran negara. Defisit tersebut kemudian ditutupi dengan menciptakan utang baru lewat obligasi negara.

    “Langkah itu terpaksa diambil karena Amerika tidak punya pilihan lain untuk menggenjot pertumbuhan ekonominya,”tutur dia.

    Sebelumnya, kata Komisaris Independen Bank Permata ini,Amerika sudah menurunkan suku bunga dengan tujuan agar konsumsi dan produksi barang naik. Namun langkah ini gagal. Konsumsi tak mau bergerak.

    Setelah kebijakan moneter gagal, pilihannya tinggal kebijakan fiskal, yakni menaikkan pajak atau menciptakan utang baru.Tentu saja, di tengah kesulitan ekonomi, kebijakan menaikkan pajak sangat tidak populer.

    Tidak hanya di Amerika, hantu masalah utang juga gentayangan di Eropa. Beberapa negara Eropa, seperti Yunani, Italia, dan Belgia, mempunyai rasio utang lebih dari 100 persen PDB.

    Bukan berarti negara-negara Eropa lainnya aman, karena rasio utang Irlandia, Portugal, dan Prancis di atas 80 persen. “Padahal rasio utang terhadap PDB yang aman sekitar 30 persen,”kata mahasiswa teladan I UGM 1985 ini.

    Tempo mencatat, dua di antara negara-negara Eropa tersebut, yakni Yunani dan Irlandia, sudah menengadahkan tangan meminta bantuan dana kepada Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF).

  2. alhamdllahrbbl alamien ya Allah,nasrllah yang Kau janjikan kepada kami mulai diberkan!!!

  3. Ternyata benar tujuan mereka merampok di negara timur tengah yang SDA nya minyak,seperti Irak yg berhasil diporak porandakan. dampak hutang tersebut menyulitkan negara tsb sehingga mengacau pd negara lain yg sumber daya alam nya yang kaya. apakah ini awal dari berebutnya negara barat terhadap mas hitam suatu tanda akan kehancuran negara itu sendiri…
    ya Rab satukanlah kami hamba mu yg tercerai berai sehingga kami dapat mempertahankan Islam dari segala fitnah dan kecurangan bangsa lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*