Tanggapan HTI Tentang Referendum Sudan Selatan

KANTOR JURUBICARA
HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Nomor: 190/PU/E/01/11
Jakarta, 12 Januari 2011 M

Tanggapan

HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Tentang

Referendum Sudan Selatan

Referendum Sudan Selatan akhirnya benar-benar dilaksanakan pada 9 Januari lalu. Hasilnya akan segera bisa diketahui dalam beberapa hari mendatang. Tapi sekarang sudah bisa diduga: terpisahnya wilayah Sudah Selatan. Dan itu berarti terjadinya perpecahan satu lagi negeri muslim, Sudan.

Berkenaan dengan hal itu, pada hari Rabu 12 Januari lalu delegasi Hizbut Tahrir Indonesia yang terdiri dari Jubir HTI, Muhammad Ismail Yusanto, Ketua DPP HTI, Rokhmat S. Labib dan Sekretaris, Muhammad Roni Ruslan, menemui Duta Besar Sudan, Ibrahim Busyra, di kantornya di Jakarta untuk menyampaikan surat HTI kepada Presiden Sudan Umar Basyir.

Dalam surat yang dibacakan dihadapan Duta Besar, intinya HTI menyatakan bahwa referendum yang dilaksanakan di Sudan Selatan tidak lain hanyalah konspirasi negara Barat (AS dan sekutunya) untuk memecah wilayah Sudan menjadi dua bagian, yakni Sudan Utara dan Sudan Selatan. Sehingga umat Islam yang sudah lemah menjadi semakin lemah tak berdaya. Dengan begitu, akan lebih memudahkan bagi Barat menguasai dan merampok kekayaannya. Oleh karena itu, HTI mendorong Presiden Umar Basyir untuk menolak hasil referendum itu, dan mencegah pemisahan wilayah Selatan dengan kekuatan apapun, termasuk kekuatan militer.

Delegasi HTI mengingatkan bahwa secara syari’y perpecahan wilayah negeri Islam hukumnya haram. Disampaikan kepada Duta Besar sebuah hadits shahih riwayat Muslim yang intinya adalah perintah Rasulullah untuk memerangi siapa saja yang berusaha memecah belah persatuan dan jamaah kaum muslimin. Oleh karena itu, ditegaskan bahwa bila Presiden Umar Basyir dan pemerintah Sudan membiarkan terjadinya pemisahan wilayah Sudan Selatan itu jelas merupakan sebuah pengkhianatan terhadap Allah Dan Rasulnya, dan pasti akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Dan siapa saja yang melakukan pasti akan menanggung adzab yang sangat pedih.

Usai surat dibacakan, Duta  Besar Ibrahim Busyra menyatakan  bahwa referendum yang terjadi di Sudan Selatan memang merupakan hasil konspirasi negara-negara Barat sejak lama. Banyaknya tekanan, terutama yang datang dari AS (termasuk Presiden Obama) membuat pemerintah Sudan tidak berdaya. Tapi ia juga menyesalkan tidak adanya dukungan negeri-negeri Islam lainnya, termasuk Indonesia, untuk mencegah terjadinya referendum. Pemerintah Indonesia, katanya, bahkan tidak sedikitpun memberikan tanggapan atas referendum itu.

Akhirnya delegasi HTI menegaskan bahwa di sinilah pentingya umat Islam memiliki Khilafah. Inilah satu-satunya institusi politik Islam yang mampu menyatukan wilayah Dunia Islam dan melindunginya dari terkaman para penjajah. Menanggapi hal ini, Duta Besar Ibrahim Busyra menyatakan,”Anaa uwafiqu miah bil miah! (saya setuju 100%)”.

Berkenaan dengan hal di atas, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1.    Bahwa referendum yang dilaksanakan di wilayah Sudan Selatan hanyalah merupakan taktik licik negara Barat (AS dan sekutunya) untuk memisahkan wilayah itu dari Sudan Utara dan menguasai kekayaan alam yang ada.

2.    Bahwa cara seperti ini juga yang dipakai untuk memisahkan wilayah Timor Timur dari Indonesia beberapa waktu lalu. Dan besar kemungkinan, taktik serupa akan diterapkan untuk memisankan wilayah Papua dari Indonesia.  Oleh karena itu, diserukan kepada pemerintah dan seluruh umat Islam di Indonesia, untuk berusaha dengan sungguh-sungguh mempertahankan kesatuan wilayah Indonesia dan mencegas setiap usaha sekecil apapun yang akan memisahkan wilayah manapun, khususnya Papua dan Aceh yang memah sudah lama diincar, dari kesatuan negeri muslim Indonesia. Negara Indonesia adalah buah perpecahan dari Khilafah, maka pemecahan wilayah yang merupakan hasil pemecahan dari Khilafah pasti akan semakin melemahkan kekuatan umat Islam.

3.    Bahwa di sinilah pentingya umat Islam memiliki Khilafah sebagai satu-satunya institusi politik Islam yang mampu menyatukan wilayah Dunia Islam dan melindunginya dari terkaman para penjajah. Oleh karena diserukan kepada seluruh umat Islam Indonesia khususnya, untuk bersungguh-sungguh memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah di negeri ini. Hanya dengan Khilafah saja izzul Islam wal muslimin bisa ditegakkan dan setiap makar penjajah bisa dienyahkan.

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto

Hp: 0811119796  Email: Ismailyusanto@gmail.com

2 comments

  1. benar,indonesia jg harus berhati-hati, papua mungkin menjadi target sealnjutnya.semoga ALLAH membuka makar2 yg di lakukan para penggiat kapitalisme.ALLAUAKBAR…

  2. benar sekali Ustadz… ini semua adalah makar negeri-negeri kafir terhadap Islam, hanya dengan Khilafahlah Islam bisa berjaya seperti masa Khairul Qurun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*