Jakarta, mediaumat.com- Terkait masalah bentrok Ahmadiyah, sejumlah Tokoh ormas Islam menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak tegas dan tidak fokus kepada akar permasalahan.
Kekerasan dalam setiap bentrok antara warga dengan Jamaah Ahmadiyah sebenarnya hanyalah akibat. Sedangkan penyebabnya adalah penistaan yang dilakukan oleh Jamaah Ahmadiyah terhadap ajaran pokok Islam. Ahmadiyah mengaku sebagai bagian dari umat Islam tetapi meyakini Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi baru setelah Nabi Muhammad SAW. Jelas itu bertentangan dengan ajaran pokok Islam yang menyatakan Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir.
Tetapi anehnya, SBY malah meminta aparat hukum untuk mencarikan UU yang dapat membubarkan ormas pelaku tindak kekerasan namun membiarkan Ahmadiyah tetap mengacak-acak ajaran pokok Islam.
“Kalau seperti itu saya jamin kekerasan ini tidak akan pernah selesai bila pemerintah tidak segera membubarkan Ahmadiyah,” ujar KH Ahmad Nazri Adlani, Ketua Umum PP Al Ittihadiyah saat konferensi pers Tokoh-Tokoh Ormas Islam terkait Bentrok Ahmadiyah dan Pembubaran Ormas, Jum’at (11/2) sore di Kantor DPP HTI, Jakarta.
“SBY ingin menampakan diri sebagai orang yang tegas, malah dengan sikapnya itu makin menunjukkan ketidaktegasannya,” tuding Jubir Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto.
Menurut Ismail, ormas mana yang terkategori ormas yang mengusung tindak kekerasan itu tidak jelas, kalaupun ada, itu sebenarnya hanyalah reaksi atau akibat dari sebab. Sebabnya adalah ketidaktegasan SBY terhadap Ahmadiyah.
Terkait dengan kekerasan, kalau mau ditindak, semestinya oknum pelaku kekerasannya saja, bukan ormasnya. Kalau ada anggota ormas melakukan tindak kekerasan, ormasnya dibubarkan. Maka kalau mau fair bukan hanya ormas yang dibubarkan tetapi parpol juga dibubarkan karena seringkali anggota parpol melakukan tindak kekerasan bila merasa dicurangi dalam perhitungan suaranya.
Dalam forum itu nampak pula perwakilan dari ormas Islam lainnya. Di antaranya adalah Ketua Umum Syarikat Islam KH Djauhari Syamsuddin; Ketua Daarut Tauhid Jakarta KH Sofar Mawardi; Ketua Kahmi Fahrur Radzi; Jubir Jamaah Anshoru Tauhid Son Hadi; Ketua Umum Al Wasliyah KH Muslim Nasution; dan Biro Humas Hidayatullah Rusman.
Semua tokoh menyayangkan adanya tindak kekerasan apalagi sampai menimbulkan korban jiwa. Tetapi jauh lebih disayangkan lagi sikap SBY yang tidak tegas terhadap Ahmadiyah yang jelas-jelas merupakan aliran sesat dan menyesatkan.
Untuk menyelesaikan masalah itu semuanya sepakat, pemerintah dalam hal ini SBY harus bertindak tegas dengan segera membubarkan Ahmadiyah.
Semua tokoh menyatakan ormasnya siap membina mantan anggota Ahmadiyah yang ingin bertobat dan kembali ke ajaran pokok Islam. Bagi yang tidak mau, maka pemerintah atau anggota Ahmadiyah harus segera menyatakan bahwa Ahmadiyah terlepas dari ajaran Islam dan menjadi agama tersendiri dan tidak boleh lagi menggunakan simbol-simbol Islam.(mediaumat.com)
Saya tidak bisa membayangkan apabila SBY membubarkan Ormas Islam, apalagi yg dibubarkan tidak cukup bukti untuk dibubarkan. SBY jangan main hakim sendiri.
nah itu baru solusi…bubarkan ahmadiyah tegakkan syariah dan khilafah
Jakarta, 12 Februari 2011
Ass, Saya sangat setuju dengan isi tulisan diatas…! Karena banyak orang yang mengomentari masalah tanpa mau mencermati akar pemasalahan itu sendiri. Karena dalam setiap kejadian pasti ada sebab akibatnya. Itu sangat MUTLAK..!
Kalau saja mereka mau menngikuti instruksi Polisi untuk di evakuasi seperti pemilik rumah, pasti akan beda lagi ceritanya. Begitu juga kalau saja korban berada di pihak sebaliknya maka masyarakat akan beda pula komentarnya.
Terlepas dari itu semua, seyogyanya belajar lah untuk lebih arif, bijaksana serta kafah atau menyeluruh terhadap semua persoalan sebelum mengomentari satu kejadian. Siapapun dia.
Baik, pengamat, masyarakat, pejabat, pemimpin ormas, partai bahkan menteri terkait hingga presiden sekalipun. Agar tidak menambah kebimbangan di masyarakat. Kurangnya perhatian pemerintah untuk mensosialisasikan isi SKB juga merupakan salah satu hal yang menjadi kegamangan dan ketidak tegasan pemerintah. Sehingga hal tersebut seakan semakin tumbuh sabagai pemicu antara Islam dengan Islam versi Ahmadiyah.
Di media juga saya perhatikan banyak pengamat dam komentator yang kuranmg faham tentang permasalahan yang terjadi. Mereka hanya berdalih kepada kebebasan memeluk agama dan kepercayaan warga negara tanpa memahami akar permasalahan yang sebenarnya.
Akhirnya saya secara pribadi mengucapkan Sykur Alhamdulillah atas adanya Hisbuttahrir di Indonesia. Walaupun ada sedikit kekecewaan terhadap parta-partai Islam yang telah menyia-nyiakan peluang konstitusional pada pemilu 1999 lalu. Kalau saja HTI mau menjadi mobilisator saat itu dan partai-partai Islam mau benar-benar berjuang untuk masyarakat yang telah memilihnya maka tidak perlu capek-capek dan teriak-teriak menegakan amar ma’ruf nahi mungkar di tanah air.
Kemandulan-kemandulan beberapa lembaga negara yang diharapkan oleh masyarakat dapat menegakan hukum membuat beberapa ormas lahir sebagai rasa tanggung jawab demi masa depan bangsa dan generasi yang merupakan salah satu wujud ibadah secara HAKIKI…!
Selamat berjuang saudara-saudara ku…..!
Allah SWT selalu bersama orang-orang yang BENAR…!
Wass,
MUHIDIN JALIH
harus ada aksi besar2an yg dilalkukan oleh ormas 2 islam untuk menuntut pembubaran ahmadiyah ….exsistensi ahmadiyah menunjukan kegagalan sby dalam menjaga kesucian agama islam ….dan menunjukan kegagalan sby dalam memelihara aqidah umat
….bagaimana bisa indonesia yg berpenduduk mayoritas islam mempunyai kepala negara yg memelihara aliran sesat seperti ahmadiyah …sebaiknya umat islam memberikan tekanan kepada sby agar membubarkan ahmadiyah dengan opsi apabila sby tidak membubarkan ahmadiyah berarti sby membenarkan ahmadiyah
ya memang begitulah SBY, orang bodoh yang menjadi pemimpin sok pinter padahal sok pinternya itu menunjukkan kebodohannya.pembelaan sby pada ahmadiyah adalah bukti bahwa sby boneka asing untuk menjajah kaum muslim diindonesia