Video Cikeusik Diambil dari Sudut Tendensius

Tim Pengacara Muslim (TPM) Pusat memandang telah terjadi pemutarbalikan fakta dan penggiringan opini publik akibat video di laman YouTube soal insiden Cikeusik yang dibuat oleh anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI). Anggapan tersebut sudah diakui pengurus JAI sendiri.

“Video itu tidak dalam ketakutan dan gemetaran. Video itu hasilnya tidak ada pergerakan yang membuat seorang kameraman takut,” kata Ketua TPM Pusat, Mahendradatta, dalam siaran pers, Minggu (13/2/2011) di kantor TPM Pusat, Jalan Raya Fatmawati, Jakarta Selatan.

Video yang diunggah dalam laman YouTube dilakukan dengan sudut-sudut pengambilan gambar yang sifatnya tendensius. Video itu hanya menyorot warga desa yang menyerang, seakan-akan penyerangan itu tidak dilakukan oleh JAI. Padahal, kata Mahendradatta, ada satu momen dihapus.

“Ada satu momen yang dihapus, yakni kenapa terjadi datang rombongan yang dipimpin oleh seseorang berjaket dan kopiah hitam. Itu rombongan datang akibat ada warga desa bernama Suparta diclurit sehingga terjadi penyerangan,” kata dia.

Mahendradatta melanjutkan, TPM Pusat sedang mendalami pemegang kamera yang merekam video itu karena diduga juga mengenakan pita biru. “Karena kami sifatnya advokat dan demi kerahasiaan hukum, sebelum adanya bukti hukum dan mendapati saksi kuat lebih dari 1 yang melihat itu, kami tidak akan merilis tuduhan,” ucapnya.

Konferensi pers yang digelar di kantor TPM ini atas inisiatif sejumlah organisasi massa, termasuk dari Hizbut Tahrir Indonesia dan juga oleh ulama-ulama di Banten. “Ini sehubungan dengan kedudukan kami sebagai kuasa hukum 11 terperiksa dan 5 tersangka. Ini juga terkait dengan banyaknya laporan warga dan ulama ke TPM Banten yang diketuai Agus Setiawan,” ujar Mahendradatta. (kompas.com, 13/2/2011)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*