Obama: Bebaskan Raymond Davis

Presiden Barack Obama mendesak Pakistan membebaskan staf konsulat AS dari tahanan atas tuduhan pembunuhan dua warga Pakistan di Lahore.

Pada konferensi pers di Washington Selasa kemarin (15/2) Obama mengungkapkan, Raymond Davis merupakan pejabat diplomatik AS sehingga memiliki kekebalan diplomatik berdasarkan Konvensi Wina, seperti dikutip Reuters.

“Jika diplomat kita di negara lain, maka mereka tidak tunduk pada tuntutan lokal negara itu,” ujar Obama, sekaligus meminta Islamabad untuk mematuhi konvensi serta membebaskan Davis.

Ketua senat hubungan Luar Negeri AS, John Kerry pada Selasa kemarin berada di Pakistan untuk melakukan pembicaraan tentang kasus Davis. Ia meminta maaf atas pembunuhan yang dilakukan Davis terhadap 2 warga Pakistan.

“Saya datang ke sini untuk menyampaikan penyesalan terdalam kami untuk peristiwa tragis itu dan untuk mengekspresikan kesedihan rakyat Amerika atas hilangnya nyawa warga Pakistan,” ungkap Kerry.

Amerika Serikat terus meningkatkan tekanan terhadap Pakistan terkait kasus Davis serta mengancam akan memotong dana bantuan militer senilai miliaran dolar jika Islamabad tidak membebaskan Davis.

Ribuan warga Pakistan berdemonstrasi di sejumlah jalan di Lahore, menuntut agar Davis segera diadili.

Sebelumnya, Davis mengungkapkan hanya membela diri karena akan dirampok, namun para pejabat Pakistan mengatakan diplomat Amerika Serikat tidak diperbolehkan membawa senjata di negeri ini.

Menteri Hukum, Kehakiman dan Urusan Parlemen, Babar Awan menegaskan, AS harus membebaskan seorang WN Pakistan, Dr Aafia Siddiqui, sebagai imbalan bagi pembebasan Davis.

Pada 2010 lalu, Siddiqui divonis 86 tahun penjara di AS atas tuduhan menembak agen FBI dan personil militer AS di sebuah kantor polisi di Ghazni, Afghanistan.(wartanews.com, 16/2/2011)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*