Menghadang Islam dengan Asas Tunggal

HTI-Press—Munculnya kembali gagasan untuk menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal partai politik dalam Rancangan Undang-Undang Partai Politik merupakan wujud sikap ketakutan terhadap bangkitnya umat Islam di negeri ini. ’’Tampaknya ada ketakutan terhadap Islam politik,’’ kata Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia M Ismail Yusanto dalam diskusi Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK) ke-31 di Jakarta, Senin (24/9) kemarin.

Diskusi bulanan yang bertajuk, ’’Kembali ke asas tunggal, untuk apa?’’ menghadirkan empat pembicara yakni Idrus Marham (Fraksi Partai Golkar), Idham (Fraksi PDIP), Lukman Hakiem (Fraksi PPP), dan jubir HTI. Acara ini dihadiri lebih dari 300 orang, di luar kapasitas kursi yang disediakan. Tampak tokoh-tokoh ormas pun secara serius mengikuti jalannya acara yang berlangsung menjelang buka puasa itu.

Menurut jubir HTI, secara logika usulan kembali ke asas tunggal yang diusung oleh Partai Golkar, PDIP, dan Partai Demokrat itu tidak logis. Berbagai persoalan di negeri ini, lanjutnya, bukan disebabkan oleh faktor asas tunggal atau tidak. Tapi negeri ini telah dikelola menggunakan ideologi kapitalisme-sekuler. ’’Usulan ke asas tunggal tidak menunjukkan hubungan antara problem dan solusi,’’ katanya.

Sebelumnya, Idrus Marham tetap ngotot bahwa asas tunggal ini merupakan kebutuhan sekarang guna dijadikan platform bersama. Ia beralasan demokrasi harus ada komitmen. Nah komitmen itu harus diwujudkan secara tegas dan jelas. Ia juga berpendapat ketiadaan asas bersama, sebutnya, menimbulkan berbagai separatisme.

Munarman, salah satu peserta, membantah pendapat Idrus. Menurutnya, di negara demokrasi manapun, tidak ada yang mencamtumkan asas negaranya. Pencamtuman hanya terjadi di negara komunis yang otoriter.

Ismail juga mempertanyakan bagaimana kaitan ketiadaan asas tunggal dan separatisme. Menurutnya, di daerah yang muncul separatisme, pemenang pemilu justru Golkar dan PDIP, bukan partai-partai berlandaskan Islam. Bahkan di beberapa daerah yang membuat Perda Syariah pun, pemenang pemilunya adalah Golkar.

Anggota Pansus RUU PP, Idham, mengatakan soal asas tunggal ini partainya tak terlalu risau atau gamang. Ia pun sependapat bahwa tidak ada kaitan antara munculnya asas tunggal dan perda-perda syariah. ’’Jangan benturkan antara aqidah dan konsep dunia,’’ katanya seraya menambahkan bahwa ini adalah pendapat pribadinya. ’’Jangan dituding kami mendukung asas tunggal. Saya marah kalau dituding begitu,’’ tambahnya dengan suara lantang.

Wakil ketua FPPP Lukman Hakiem menyatakan usulan kembali ke asas tunggal itu sebagai ahistoris. Ia mengutip pernyataan Soekarno yang menyatakan bahwa ’’Buat saya yang paling penting kita harus menjaga persatuan dan kesatuan’’. Ia juga heran terhadap mereka yang mengusung asas tunggal ini. Soalnya tahun 1998, asas tunggal ini baru dicabut. ’’Seolah-olah problem kok di situ. Kalu mau jujur, sebenarnya Pancasila itu dimana tempatnya. Sebab, UUD 45 menyatakan bahwa negara berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa, bukan Pancasila. Janganlah kembali ke belakang,’’ kata Lukman.

Akhirnya, Idrus pun mengakui bahwa Pancasila memang tidak operasional. Karenanya, ia mengusulkan ada perdebatan konseptual.

Sementara itu KH Cholil Ridwan, Ketua MUI menyatakan Islam tidak boleh dipisahkan antara kepentingan negara dan individu. ’’Kalau mengaku Islam, di mana pun posisinya, harus mendukung Islam. Jangan malah menghalang-halangi!,’’ tegasnya yang disambut takbir para peserta. <Mujiyanto>

28 comments

  1. Abu Faiz Al-Binongi

    Aneh . . . .
    Pancasila kan tidak pernah ada contoh konkretnya. Siapa, kapan, dimana, dan bagaimana pelaksanaan Pancasila secara total/utuh? Kok mau menggunakan ideologi yang gak jelas?
    Kalau asas tunggal yang dimaksud adalah idelogi Islam pasti banyak yang dukung karena telah terbukti. Diridhoi Allah lagi.
    Jadi, ngapain ngelirik selain Islam yang udah pasti tertolak (Q.S. Ali Imran: 85)?

  2. iman ti bandung

    Masalah kita adalah karena negeri ini telah dikelola dengan resep ideologi kapitalisme-sekuler. Problem Indonesia dengan mengambil Pancasila sebagai solusi memang ga nyambung.
    Kalau Azas tunggal nya ISLAM, nah ini baru Solusi!

  3. Di Bulan yang penuh berkah ini…
    Semoga Allah membukakan rahmat kepada seluruh kaum muslimin sehingga kembali pada jati dirinya sebagai seorang muslim yang mau diatur dengan syariah…
    Amien

  4. Maklumlah “mereka” sudah mulai panik sehingga kehilangan akal sehat dalam menghadang Islam.

    Semua mereka kerahkan.

    Ternyata masuk ke neraka memerlukan pengorbanan harta,jiwa,waktu,&pikiran.

    Sama saja ketika pengen masuk ke Syurga.
    Cuma tempat akhirnya yang jauh berbeda.

    Sayang sekali apa yang mereka lakukan.

  5. abu naufal ibnu thoha

    Al Islamu mahjubun bil Muslimin,silahkan Islam ditutupi serapat-rapatnya, yg memperjuangkan Islam akan membuka sekuat tenaga, bukan begitu saudaraku ?…terus berjuang wahai pejuang dan penegak syari’ah dan Khilafah, jadikan syahrul Romadhon ini sebagai titik awal dalam penegakkan hukum2 Allah secara kaffah, aamiin …

  6. Asas Tunggal: Laailaha ilallah
    NKRI: Negara Khilafah Rasyidah Islamiyyah

    Allahuakbar

  7. Dari lahir hingga sekarang pancasila sepertinya tak pernah terbukti menjadi sebuah ideologi (karena memang bukan ideologi).Kalo kita mengaku diri kita Islam, ya seharusnya ideologinya ya ideologi Islam, bukan yang lain. ANEH sekali kamu orang Islam, tidak berideologi Islam, alias tak mau diatur oleh Syariah Islam, Sungguh aneh, tapi nyata.
    Buat apa belajar ilmu sholat, kalo tidak shalat. Buat apa blajar ilmu puasa, kalo tidak melaksanakan puasa. Buat apa belajar Islam kalo bukan untuk diterapkan.

    Terapkan Islam, Terapkan Syariah secara KAAFFAH. Allahu Akbar

  8. Pancasila terbukti merupakan asas yang mengada-ada apalagi dengan P4 (Pedoman pengamalan dan penghayatan Pancasila) terbukti telah gagal (malah menjerumuskan negeri muslim yang besar ini ke jurang KKN yang sulit untuk bangkitlagi.) Buktinya sang pencetus (Mantan Presiden ke II) pun diaggap biang Pengemplang uang RAKYAT yang paling besar !! PANCASILA…..Enggak lah yawu…..!!!!

  9. masyarakat sekarang telah mabuk akibat dari racun ideologi sekuler,sehingga untuk menentukan visi kehidupannya mereka tidak tidak memiliki konsep yang jelas,dari jaman indonesia merdeka sampai reformasi sekarang rakyat indonesia masih menjadi masyarakat yang bingung,so ayo kembali ke jalan yang benar syariat islam solusinya

  10. Kelihatannya forum kajian sosial kemasyarakatannya seru nih, SEmoga semakin membukakan mata dan pikiran umat untuk bersegera diri kepada ampunan dan pertolongan Allah.

  11. Kenapa ada orang yang begitu semangatnya masuk neraka ya?

  12. setujuuuuuuuuu…
    jika yang dimaksud azas tunggal adalah ISLAM
    sebab ALLAH kan maha esa ….
    hidup syariah….. tegak khilafah…..

  13. secara filosofis pancasila merupakan multi tafsir jadi banyak penafsiran dari segi arti, namun yang jelas isi pancasila semuanya tidak bertentangan dengan nilai islam sendiri dan untuk diterapkannya sistem islam,jadi memang harus kembali kepada islam ideologi apapun sejarah tidak bisa mensejahterakan rakyathanya dengan islam sejarah telah menbuktikan

  14. Ternyata politikus Indonesia lagi pada ‘bingung’, masalahnya apa? Solusinya apa? aja gak jelas. Sudah saatnya politikus qt pada ngaji, biar tahu solusi jitu untuk problematika bangsa. Key Pak?! Pada ngaji ya!

  15. Untuk bisa menyaksikan dan merasakan diskusi terpanas bulan ini “Kembali ke Asas Tunggal, Untuk Apa?” Anda bisa menonton vcdnya. Diliput dengan tehnik life production, multi kamera oleh Infokom HTI. insya Allah Covernya fullcolor, cassing DVD, isi 2 keping vcd original, harga 20ribu perak. semoga besuk sudah jadi. Allahu akbar!

  16. Kita semua faham maksud dibalik ide kemabali pada asas tunggal itu…dan kiapun tahu siapa mereka..dan sayangnya mereka tidak tahu bahwa kekhawatiran mereka itu ternyata salah…yakinlah kepada Allah lah seharusnya kita semua bersandar…

  17. Ada apa dengan Pancasila?
    Pancasila hanya menjadi alat tunggangan para elit politik sekuler yang tidak ingin kehilangan jabatan atau kekuasaannya.
    Toh selama ini pemaknaan terhadap Pancasila dikembalikan kepada masing-masing individu, yang ujung2nya gak jelas rimbanya. Justru pemaknaan yang digunakan berdasarkan pemaknaan elit politik sekuler yang sarat akan tendensi.
    Dari pada asasnya gak jelas kayak gini, mending kembali ke asas tunggal yaitu ISLAM.
    Setuju????
    Setuju gak setuju, Islam tetap benar.

  18. siapa yg berani berangus islam dari bumi ini maka akan dibinasakan oleh Allah.Allahu Akbar.Hizb Al Adlah siap menghadang di depan,maka jgn lupa teman2 ht utk senantiasa berfastabiqul khoirot utk seiring sejalan memberangus para durjana yg ingin kembalikan astung di bumi Allah Nusantara tercinta ALLAHU AKBAR..

  19. anakin jundi

    kalau anak kecil memang bisa aja anda paksa agar percaya kalo pancasila itu ideologi bangsa. kalau kita mah udah terlalu bosan nunggu bukti yang sampai sekarang gak pernah terjadi.pancasila yang sekarang aja kan udah gak sama dengan yang ada di piagam jakarta, terutama pada sila satu dengan kalimat kewajiban menjalankan syariat islam. mana dong buktinya kalo pancasila itu sakti ? yang “sakti” itu jelas ideologi yang kuat dan terbukti memberikan kesejahteraan pada rakyatnya. syariat islam itu bukan cuma solusi, tetapi wajib dijalani. buat ichwan Budi, singkatan NKRI nya bagus tuh. ada lagi gak?

  20. Kita itu hancurkan karena mengabaikan hukum dari penciptanya manusia. makanya,kembali ke aturan pencipta itu satu2nya solusi… Eh,kok malah diajak kembali pada hukum buatan manusia. yang bener aja bung… itu namanya kedangkalan berfikir…

  21. Datuk Mudo Jambi

    uda-uda semuo, kito hari ini ketemulagi dengan gagasan yang anti islam yang sudah basi. dulu waktu bapak presiden sukarno yang konon penggagas pancasila dan menerapkan pancasila ado jugo pemberontakan, jugo separatisme,waktu jaman pak suharto jugo..dakdo hubungannyo asas tunggal pancasila dengan kesejahteraan. sayo sudah kenyang di negeri pancasila yang ditapsirkam se enak udelnyo. korupsi dilakukan rezim yang ngaku nerapkan pancasila, timor-timur lepas oleh penguasa yang menerapkan pancasila…apo dak kliru kalo islam yang dituduh menyebabkan sparatis? iyo dak uda?

  22. Iya yah, koq bisa kepikiran mw bikin asas tunggal pake Pancasila. Tapi bikin asas tunggal pake Syariah gak kepikiran ama tuh yg katanya elit2 politik…..
    AYA-AYA WAE…….

  23. BERFIKIRLAH WAHAI PEMIMPIN, ANDA TELAH BERSUMPAH BAHWA ALLAH TUHAN ANDA DAN MUHAMMAD UTUSAN-NYA, KEWAJIBAN KITA UNTUK MEMATUHI PERINTAHNYA,BUKAN MENGHALANGI ORANG YANG MENJALANKAN PERIMTAHNYA, MARI KITA BERSAMA MENYELESAIKAN MASALAH NEGARA INI DENGAN SOLUSI YANG TELAH ALLAH BERIKAN, BUKAN DENGAN “FALSAFAH HIDUP” BUATAN MANUSIA, APALAGI DENGAN IDIOLOGI KUFUR YANG JELAS-JELAS MENAMBAH MASALAH NEGERI INI, JANGAN TAKUT SAMA AS NUKLIRNYA SUDAH TIDAK BISA MELEDAK, JANGAN SILAU DENGAN HARTA YANG DITAWARKAN AS. “ALLAH AKAN MEMBERIKAN HARTA YANG LEBIH BESAR DARI APA YANG DIBERI AS JUKA KITAM MAU MENOLONG AGAMA-NYA. BERFIKIRLAH WAHI SAUDARAKU.

  24. Astagfirullah ‘al’dzim….belum jera juga ya wahai para pemimpin bangsa yg malang ini, Bangsa yg selalu dilanda malapetaka ini jangan Anda tambahin dengan persoalan-persoalan yang membuat kita semakin jauh dari Syariat Islam. Hidup Khilafah….

    Salam
    HTI Arema

  25. Orang ISLAM harus berani menyuarakan ISLAM dan hukum-hukumnya… klo ga berani, Islam apa nggak ya??
    ga Usahlah menawarkan konsep2 yang penerapan & hasilnya yang ga jelas…Syariat Islam udah jelas?mau bukti? liat sejara Daulah Islamiyah 13 abad yang lalu.

  26. Pak PARPOL mana yang lebih baik dari PANCASILA dan ISLAM ?
    Pak PARPOL mana yang lebih baik dari NERAKA dan SURGA ?

    Saya setuju dengan KH. Cholil Ridwan ( ’’Kalau mengaku Islam, di mana pun posisinya, harus mendukung Islam. Jangan malah menghalang-halangi!,’’

  27. Ikhwan Muslim Nasution

    Golongan “nasionalis-Sekuler” kian menunjukkan ketidakberdayaan mereka ketika dihadapkan pada kenyataan empiris bahwa rakyat kian mendukung negeri ini dipimpin berdasarkan syari’ah. Wacana “kembali” ke asas tunggal kian menunjukkan bahwa “jualan” mereka sudah tidak laku “dipasarkan”. Sehingga jadinya, mereka kehilangan “elegansi politis” untuk berhadapan vis a vis Islam. Ini preseden positif bagi arah kebangkitan ummat.

    Kalau wacana ini dikembangkan, lama-lama ummat akan tersadarkan: “Siapa sebenarnya kawan, siapa lawan”

    Manajemen opini syari’ah melalui pendekatan bil-hikmah akan menenggelamkan slogan-slogan basi mereka.

    Allohu Akbar!!!
    Allohu Akbar!!!
    Allohu Akbar!!!

  28. Segala Upaya memadamkan cahaya Allah akan menemui kegagalan…Barang siapa berpegang pada tali agama Allah SWT sungguh dia telah memegang ikatan yang kokoh…Allahu Akbar 3x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*