Tunisia dan Hakikat Revolusi!!

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ


Rezim Tunisia bersembunyi di balik ungkapan-ungkapan yang dijadikan persembunyian rezim sebelumnya pada awal memerintah dan tidak lama kemudian berubah menjadi diktator yang tidak peduli dengan batas-batas ketentuan Allah. Setelah jangka panjang, rezim ini -seperti yang lainnya- membenarkan apa yang dikatakannya. Kemudian rezim ini membebani masyarakat dengan paksaan, penyesatan, dan tipudaya bahkan kadang menggunakan kekuatan perundang-undangan yang jahat. Rezim Tunisia bersembunyi di balik ungkapan-ungkapan itu agar masyarakat menyebut rezim yang membatasi umat itu sebagai rezim revolusi!! Alasannya bahwa rezim itu berlepas diri dari rezim Ben Ali dan mengajukan Ben Ali dan keluarganya yang korup sebagai korban, serta meminta pertanggungjawaban sebagian simbol-simbol rezim Ben Ali. Rezim ini tetap bersembunyi di balik tabir revolusi dan mengadopsi tuntutan-tuntutan revolusi secara formalistik untuk memalingkan dan mengelahui masyarakat. Pada saat yang sama rezim ini berupaya memadamkan api revolusi dan merusaknya dengan jalan mendorong para penyusup untuk memperbanyak pembunuhan di masyarakat, kemudian menyandarkan kepada umat sehingga ada justifikasi untuk memeranginya dengan dalih menjaga nyawa dan darah! Setiap kali masyarakat melakukan revolusi, maka mereka diberi korban baru diantara korban-korban rezim. Gannouchi tidak akan menjadi korban terakhir yang dipersembahkan kepada masyarakat agar masyarakat merasa telah berubah. Akan tetapi masyarakat mengetahui bahwa mereka tidak merubah rezim dengan memecat Gannouchi dan yang menjabat sesudahnya. Akan tetapi merubah rezim itu dengan secara total merubah rezim yang telah menindas mereka dalam jangka waktu yang panjang. Sehingga semua aspek kehidupan di negeri ini rusak, kekayaan dicuri dan dibelanjakan dalam semua sisi kediktatoran, kerusakan dan perusakan, serta memerangi umat selama beberapa dekade. Maka hendaklah rezim ini berhenti mengklaim bahwa ia merawat revolusi atau merespon revolusi dan memenuhi tuntutan-tuntutannya. Sebab revolusi itu tidak lain merupakan revolusi terhadap kediktatoran, kezaliman, tirani dan kejahatan rezim itu sendiri.

Rezim di Tunisia bukanlah hal baru di negeri-negeri kaum Muslim. Di Mesir juga terdapat rezim revolusi yang sama!! Revolusi terhada apa?! Revolusi terhadap umat sendiri. Rezim di Mesir pada langkah pertamanya justru mengokohkan perjanjian dengan negara yang merampas masjid al-Aqsa. Rezim Mesir justru memasok gas ke negara itu dan sebaliknya menghalanginya gas dari Gaza yang ada di bawahnya. Rezim Mesir itu mencekik warga Mesir secara pelan-pelan dan menyodorkan “alternatif” yang menjaga fondasi-fondasi korupsi yang telah dibangun oleh pendahulunya (Mubarak). Qaddafi adalah contoh lain rezim “revolusi pembebas”. Pada saat mayoritas masyarakat keluar mengatakan kepadanya “cukupkan dan hentikan wajahmu dari kami”, sebaliknya dia malah tetap merasa sebagai pemimpin revolusi!! Dia bergembira berdemonstrasi dengan massa, tetapi melawan siapa?!! Dikarenakan kondisi buruk masyarakat, padahal semua itu adalah perbuatan kedua tangannya dan buah perbuatannya!! Tidak seorang pun yang bisa dan akan bisa meyakinkannya bahwa dia bukan lagi pemimpin revolusi sebab masyarakat tunduk kepada bid’ah, kegilaan dan keburukannya sepanjang waktu, sampai Qaddafi tidak bisa melihat mereka padahal mereka keluar melawannya, kecuali tikus besar yang terhalusinasi.

Revolusi di seluruh dunia adalah perubahan menyeluruh atas kondisi politik, ekonomi dan semua aspek kehidupan. Itu merupakan peralihan dari kondisi yang buruk ke kondisi yang lebih baik. Revolusi itu merupakan pemulihan hak-hak umat dan kehebatan umat serta penarikan kembali kekayaan umat yang dicuri oleh para koruptor. Juga merupakan pemulihan kepribadian umat dan kehebatannya yang dihancurkan. Bukanlah seorang revoluioner dan bukan pula seorang yang berakal, orang yang keluar menentang Ben Ali yang melanggar kehormatan masyarakat dan mencuri kekayaan negeri ini, tapi membiarkan partainya dan rezimnya tetap memerintah masyarakat dengan bersembunyi di balik tirai dikorbankannya simbol-simbol rezim. Bukan seorang revolusioner ataupun seorang berakal, orang yang menerima hal itu dari rezim rusak yang terikat dengan barat itu, atau yang menilainya sebagai bagian dari revolusi. Bukan seorang revolusioner ataupun berakal, orang yang mencampakkan ekor-ekor penjajahan yang represif terhadap umat dan sebaliknya meminta ide-ide barat yang mentolerir kekufuran secara terang-terangan, sebagai bentuk peperangan terhadap Allah, yang memenangkan kaum kafir atas kaum Muslim dan menjunjung agama barat yang terus memerangi umat dan agamanya siang dan malam.

Revolusi itu adalah dengan merubah kondisi yang eksis secara mendasar sejak dari akarnya dan menyeluruh di atas asas agama umat yang telah dijelaskan oleh Allah SWT di dalam Kitab-Nya sehingga masyarakat diperintah dengan kalimat Allah. Sehingga umat diperintah oleh Amirul Mukminin yang menegakkan keadilan; mencegah kekejian di tengah umat, kesyirikan, zina, riba, penipuan, kebohongan, kejahatan, kedustaan, pembunuhan manusia, dan memakan harta dengan cara yang batil; menghalangi loyalitas kepada kaum kafir dan tidak menjadi antek mereka. Seorang Amirul Mukminin yang akan mengayomi umat dengan ri’ayah, sehingga ia mendorong umat untuk melakukan kebaikan, menolong orang yang lemah, menyelamatkan orang yang terancam, mendidik orang yang bodoh, memerintahkan kemakrufan, mencegah kemungkaran, bersikap adil dalam perkataan, berlaku adil dalam membuat keputusan hukum dan memimpin umat di medan kemuliaan dan jihad di jalan Allah SWT, bukan di jalan Eropa dan Amerika serta melumatnya demi kebaikan dunia. Seorang Amirul Mukminin yang mencintai masyarakat dan dicinta oleh mereka. Seorang Amirul Mukminin yang menghidupkan umat semuanya dalam kecintaan, taufik dan rahmat Allah kepada mereka, bukan hidup tercerai berai, saling membunuh sebagian terhadap sebagian yang lain, dan saling menghalalkan harta dan kehormatan saudaranya. Revolusi itu tidak menjadikan IMF dan Bank Dunia yang menjadi tangan Amerika dan Barat memiliki kekuasaan terhadap pangan masyarakat. Revolusi itu tidak menjadikan kekayaan umat sebagai rampasan bagi kaum kafir imperialis, tetapi sebaliknya menjadikannya sebagai perhiasan bagi kaum Muslim dan orang-orang dzimmi yang hidup di tengah mereka, yang hidup bersama di bawah hukum Islam dan keadilannya, di bawah hukum agama yang di dalamnya Allah mengharamkan kezaliman bagi diri-Nya sendiri! dan menjadikannya sebagai keharaman bagi hamba-hamba-Nya. Revolusi itu mengajari manusia untuk tunduk dan ruku’ kepada Allah, bukan kepada antek-antek diktator. Revolusi yang membuat manusia mengenal kehebatan Allah dan keagungan kekuasaan-Nya serta menjadikan keputusan hukum kepada agama Allah dalam segala perkara.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi (QS al-A’raf [7]: 96)

26 Rabiul Awal 1432 H

01 Maret 2011

Hizbut Tahrir Tunisia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*