Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Bogor menyatakan kasus perdagangan orang masih banyak terjadi di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kepala P2TP2A Kabupaten Bogor, Euis Hidayat, mengatakan data Organisasi Migrasi Internasional (IOM) menemukan sebanyak 882 kasus trafficking (perdagangan manusia) di Jawa Barat. Sebanyak 35 kasus diantaranya merupakan korban dari Bogor.
“Berdasarkan data dari IOM, Jawa Barat tergolong tinggi ditemukannya kasus trafficking di Indonesia. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, ditemukan sebanyak 882 kasus di mana 35 di antaranya korban asal Bogor,” kata Euis.
Ia mengatakan korban trafficking tersebut mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Namun, korban paling banyak ditemukan adalah kasus trafficking dengan modus menjadi TKI di luar negeri.
Euis menjelaskan angka IOM tersebut belum valid. Karena, masih ada indikasi kasus serupa yang jumlahnya lebih besar lagi dan belum ada yang melaporkannya. “Ini seperti fenomena gunung es. Yang kita lihat sekarang adalah data yang terlaporkan dan ditemukan saja,” katanya. ”Tapi, pasti ada yang belum terlaporkan sehingga ini menjadi perhatian.”
Ia menyebutkan jaringan perdagangan manusia sangat kuat karena bisnis ini dianggap sangat menguntungkan. Selain itu, pengetahuan masyarakat juga minim sehingga mudah dikelabui dengan iming-iming kerja di luar negeri dam mendapat upah besar. “Sosialisasi penting untuk memberikan pemahaman dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga masyarakat sadar dan tidak mudah untuk diiming-imingi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya. (republika.co.id, 10/3/2011)