Jakarta- Selama ini ada semacam racun pemikiran yang terus ditebarkan di tengah umat Islam kalau ingin perubahan harus masuk parlemen. Keruntuhan rezim-rezim diktator di Timur Tengah saat ini secara faktual membantah pandangan tersebut.
“Perubahan yang terjadi di Timur Tengah saat ini justru dilakukan bukan dengan jalan demokrasi, tetapi gerakan rakyat ekstra parlemen,” ujar Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Farid Wadjdi dalam Seminar Gejolak Politik Timur Timur Tengah: Tinjauan atas Kebijakan Obama terhadapan Dunia Arab dan Islam, Rabu (16/3) sore di Hotel Grand Syahid Jaya, Jakarta.
Fakta tersebut pun menunjukkan ritual demokrasi atau masuk parlemen, bukanlah satu-satunya jalan untuk melakukan perubahan.
Di samping tidak efektif untuk membuat perubahan yang substansial, menurut Farid, ritual demokrasi juga mengandung banyak persoalan. “Persoalan yang mendasarnya adalah persoalan ideologis!” tegasnya dalam seminar yang digelar Sabang-Merauke Circle itu.
Demokrasi dengan kedaulatan rakyat sebagai pilar utamanya telah menjadikan akal dan nafsu manusia sebagai sumber hukum. Hal ini jelas bertentangan dengan prinsip utama aqidah Islam yang hanya menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber hukumnya.
Namun, gerakan people power, bila tanpa dibarengi dengan pemahaman masyarakat akan visi dan misi ideologi Islam serta tanpa dukungan dari ahlul quwwah (kelompok militer) maka rawan dibajak oleh kepentingan pihak ketiga dan menimbulkan pembantaian sesama umat Islam seperti di Libya.(mediaumat.com, 16/3/2011)