Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengunjungi Lapangan Tahrir di Mesir, pusat pemberontakan yang menumbangkan pemimpin otoriter Mesir Hosni Mubarak bulan lalu.
Clinton menyebut Lapangan Tahrir sebagai simbol kekuatan, semangat dan keinginan manusia untuk meraih kebebasan, hak asasi dan demokrasi.
Warga Mesir menyambut meriah kedatangan Menlu Clinton, yang berjabatan tangan dengan orang-orang yang berpapasan dengannya.
Clinton sedang melakukan kunjungan dua hari di Mesir yang bertujuan untuk mendorong pemerintah transisi Mesir melakukan reformasi ke arah demokrasi. Clinton juga akan bertemu dengan para aktivis pro-demokrasi.
Ia adalah pejabat Amerika tertinggi yang mengunjungi Mesir sejak terjadinya demonstrasi-demonstrasi anti-pemerintah yang mengakibatkan pengunduran diri Mubarak. (voanews.com, 16/3/2011)
KOMENTAR :
Sikap hipokrit negara penjajah. Bukankah Amerika Serikat yang selama ini mendukung rezim brutal Mubarak selama 30 tahun yang melakukan penyiksaan dan pembunuhan terhadap rakyatnya sendiri?
Sekaligus bukti bahwa tidak ada perubahan berarti di Mesir, rezim yang ada sekarang tetap pro Amerika dan ini adalah bahaya politik yang luar biasa bagi Mesir.