Merampok Minyak Libya

Krisis di Libia kini memasuki tahap menentukan dan mengerikan. Peperangan tidak cuma melibatkan pasukan pemerintahan Khadafi dan oposisi, tapi juga tentara koalisi Barat yang untuk sementara dipimpin Amerika Serikat. Dengan berbekal mandat Dewan Keamanan PBB lewat Resolusi Nomor 1973, pasukan koalisi Barat, terutama militer Prancis dan Inggris, sejak Sabtu (19/3) sampai kemarin, terus menggempur posisi pasukan pemerintahan Khadafi.

Celakanya, Resolusi 1973 yang sesungguhnya membatasi aksi militer pasukan koalisi di Libia hari demi hari justru tidak dipatuhi koalisi Barat. Zona larangan terbang, bandara militer, dan basis militer pasukan Khadafi merupakan wilayah tempat koalisi Barat bisa menggelar aksi militer. Nyatanya, gempuran mematikan juga terjadi di wilayah-wilayah yang dipadati warga sipil.

Aksi koalisi Barat itu mengundang kecaman banyak pihak. Liga Arab, yang awalnya memang meminta campur tangan pasukan koalisi Barat di Libia, mulai menyuarakan ketidaksukaan mereka atas aksi militer itu. Berbeda dengan serbuan ke Irak, serbuan ke Libia bukanlah terutama agenda Amerika Serikat, melainkan agenda utama Prancis, disusul Inggris, barulah kemudian AS, mengikuti urutan kepentingan perusahaan minyak negara tersebut di Libia.

Koalisi Barat, yang selalu memanggul panji-panji demokrasi dan hak asasi manusia di kawasan yang sedang dilanda krisis, kembali menciptakan tragedi kemanusiaan. Jika dibandingkan dengan invasi ke Irak yang sesuka Presiden Bush, kali ini sepertinya agak sopan dengan meminta persetujuan PBB. Namun, substansinya sama, yaitu berdalih menyelamatkan kemanusiaan dengan menghancurkan kemanusiaan dan serentak dengan itu, mencaplok kekayaan minyak.

Serangan ke Libia juga memiliki motif untuk menyingkirkan perusahaan minyak China dari Libia. Menggulingkan Khadafi yang mereka sebut diktator hanyalah alasan. Begitulah, kepentingan menguasai energi melenyapkan nilai-nilai kemanusiaan sehingga tidak peduli sekalipun dengan membunuh warga sipil yang tiada berdosa. (mediaindonesia.com, 24/3/2011)

One comment

  1. sunarkokalisatjember

    Yaa itulah tugas utama mereka. Sebentar lagi mereka akan digulung oleh gelombang tsunami khilafah. Biar tahu rasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*