Setelah para pemberontak di Libya yakin bahwa intervensi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) adalah untuk melaksanakan keputusan Dewan Keamanan nomor 1973, yang mengharuskan perlindungan terhadap warga sipil di Libya dari serangan pasukan Qaddafi, dan penerapan zona larangan terbang. Namun fakta di lapangan berbicara lain, di mana para pemberontak melihat sendiri bahwa NATO bukannya melindungi warga sipil, justru membantu Gaddafi dalam melaksanaan kejahatannya terhadap warga sipil.
Setelah lebih dari dua pekan intervensi pasukan internasional di Libya, dan operasi militer yang dipimpin NATO di Libya, malah situasi warga Libya semakin memperburuk, penderitaan mereka terus meningkat, dan serangan yang dipimpin oleh pasukan Gaddafi terhadap warga sipil semakin menjadi-jadi.
Kepala staf tentara pemberontak Abdul Fattah Younis mengungkapkan kekecewaannya terhadap peranan NATO di Libya. Ia mengatakan bahwa Masranah menghadapi genosida terparah, anak-anak minum dari kotoran, sementara kekuatan NATO melakukan sesuatu apapun untuk menyelamatkan mereka.
Ia menggambarkan NATO terlalu lambat dalam melakukan tindakan untuk melindungi warga sipil, yang seharusnya menjadi tujuan utama dari misi NATO.
Warga sipil sekarat di kota-kota sebelah barat Libya. Sementara NATO mengumumkan ratusan aktivitas pengintaian udara dan membombardir tempat-tempat yang tidak diketahui oleh seorang pun. NATO mengumumkan telah menghancurkan seperempat atau sepertiga dari kekuatan tentara Gaddafi. Namun faktanya, tentara ini sedang melakukan pembantaian terhadap warga sipil.
Seandainya NATO serius dalam melindungi warga sipil, niscaya hanya butuh waktu dalam hitungan hari. Namun keengganan NATO dalam mengambil keputusan, yang disebabkan oleh ketidaktegasan Amerika dalam penyelesaian urusan di Libya, telah memberi Gaddafi kesempatan lebih besar dalam membantai rakyat Libya.
Sesungguhnya meminta bantuan asing adalah penyebab dari terjadinya berbagai pembantaian ini. Asing sebenarnya tidak menginginkan kebaikan bagi eakyat Libya. Justru kekuatan asing terus bersekongkol melawan rakyat yang bangkit melawan para rezim tiran dalam rangka untuk terus mempertahankan pengaruh mereka.
Dalam hal ini, para pemberontak harus sadar bahwa harga bersekutu dengan NATO sangat mahal, sementara ia tidak memberikan kebaikan apapun untuk revolusi ini.
Oleh karena itu, mereka harus segera memutus hubungan mereka dengan NATO dan negara-negaranya. Sebaliknya, mereka harus berjuang sendiri dalam revolusi dan pembebasan ini. Jika itu tidak dilakukan, maka mereka tidak akan pernah menuai buah apapun, dan tidak akan pernah mencapai tujuan apapun. Sementara para musuh terus berusaha mempermainkan urusan umat, dan mereka terus meningkatkan pengaruhnya di negeri-gegeri kita. Sehingga yang diperoleh para pemberontak dari pemberontakan ini hanyalah nama saja (kantor berita HT, 9/4/2011).
Ya Allah segera turunkan pertolonganMU untuk saudaraku Ya Allah. Segerakanlah berdirinya daulah khilafah.