Lebih dari satu juta demonstran Mesir mengadakan unjuk rasa di Tahrir Square Kairo pada tanggal April 8, 2011.
Lebih dari satu juta demonstran Mesir mengadakan unjuk rasa di Tahrir Square Kairo menuntut penguasa militer mereka untuk meninggalkan Israel dan mencabut blokade di Jalur Gaza yang telah lama terkepung.
Para pengunjuk rasa menyuarakan kemarahan mereka di Tel Aviv dengan membakar bendera Israel dan menuntut Pembebasan Palestina, kata seorang koresponden Press TV.
Mereka berjanji untuk berdiri dibelakang warga Gaza, yang telah menderita oleh serangan-serangan Israel dan empat tahun pengepungan yang melumpuhkan.
Banyak dari pengunjuk rasa yang berjalan dari Tahrir Square menuju Kedutaan Besar AS untuk memprotes serangan mematikan Israel di Gaza.
Mereka merobek-robek bendera Israel, dan mencoba menaikkan bendera Palestina di atas kedutaan Israel.
Perkembangan ini terjadi dua bulan setelah revolusi bersejarah yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.
Para pengunjuk rasa juga menuntut pencopotan para pejabat rezim terdahulu – terutama yang dekat dengan presiden terguling Mubarak dan keluarganya.
Rezim terguling Mesir di bawah Mubarak melayani kepentingan-kepentingan Israel dengan membantunya dan bersikap diam ketika terjadi pembantaian warga Gaza.
Mesir telah memberlakukan suatu blokade terhadap Gaza sejak pemerintah Hamas yang terpilih secara demokratis mengambil alih wilayah itu pada tahun 2007. Sejak itu Israel telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan di wilayah itu sehingga memicu krisis kemanusiaan.
Partai politik utama Mesir, Ikhwanul Muslimin, baru-baru ini menuntut Dewan Agung Angkatan Bersenjata Mesir untuk mengambil tindakan dalam memecahkan pengepungan Gaza.
Partai-partai politik Mesir mengatakan bahwa blokade Gaza melayani kepentingan Israel dan Amerika Serikat dan mengancam stabilitas regional dan kemerdekaan.
Hal ini terjadi sementara para pejabat Israel telah berulang kali mengancam akan melancarkan serangan besar baru terhadap Gaza.
Mereka mengatakan bahwa suatu serangan yang lebih merusak dan mematikan dari yang terjadi pada pergantian tahun 2009 bisa saja dilakukan, dimana serangan itu menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina – banyak dari mereka adalah wanita dan anak-anak. (presstv.ir, 8/2/2011)