Mantan Kasad: Musuh Negara itu bukan Islam!

Jakarta. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad)  jenderal (purn) Tyasno Sudarto mengkritik frasa “musuh negara” dalam Rancangan Undang-Undang Intelijen yang tengah digodog Dewan Perwakilan rakyat.

“Musuh negara itu bukan Islam, tetapi imperialisme, kapitalisme, individualisme, komunisme!” pekiknya dan disambut takbir sekitar 300 peserta yang hadir.

Menurutnya, kenikmatan terbesar adalah kemerdekaan. Sedangkan musuh kemerdekaan adalah penjajahan. Jadi intelijen negara  itu harus menempatkan penjajahan sebagai musuh dengan segala bentuknya, baik fisik, moral, sistem, dan lain sebagainya.

Ia pun mempermasalahkan falsafah yang menjadi pijakan RUU Intelijen.
“Mengapa kita selalu memperdebatkan masalah hilir tidak memperdebatkan masalah hulu?” lontarnya.

Tetapkan dulu imperalisme, kolonialisme, kapitalisme, komunisme, individualisme, dan lainnya itu sebagai musuh, kemudian jabarkan ke dalam Ipoleksosbudhankam.

Menurutnya bila paham di luar Islam tersebut telah ditetapkan sebagai musuh, maka meski tidak secara militer negara ini dapat disimpulkan tengah dijajah.

“Sekarang ini kita ini sudah terjajah, trisakti kemerdekaan itu sudah tidak ada!” ungkapnya. Trisakti dimaksud adalah politik, ekonomi, dan kepribadian.

Di bidang politik, ada lembaga asing UNDP di DPR. Ada konsultan asing di berbagai departemen yang  memberikan berbagai rancangan UU. “Itu saya tahu dari BIN! Jadi secara politik kita sudah terjajah” ungkapnya.

Di bidang ekonomi,  semua perusahaan energi dan perusahaan strategis  suduah dikuasai asing. ” Jadi kita tidak merdeka!” simpulnya.

Di bidang kepribadian, individualisme sangat menonjol. Gotong royong, tolong menolong, itu sudah tidak ada. “Sekarang Ketuhanan yang Mahaesa sudah diganti dengan keuangan yang mahakuasa!” sindirinya kemudian disambut gelak tawa peserta Halqah Islam dan Peradaban (HIP) ke-29.

Meski dalam talkshow yang bertema “UU INTELIJEN BARU: Kebangkitan Tirani & Rezim Represif?” itu Tyasno, hanyalah sebagai salah satu peserta,  tetapi mampu membawa suasana talksow menjadi panas. Bahkan sebelum menyampaikan pendapatnya, berkali-kali ia meneriakkan “Allahu Akbar” dengan penuh semangat dan dibalas takbir para peserta dengan gegap gempita.

Adapun pembicara yang hadir dalam kesempatan itu adalah Brigjen Paryanto (Direktur Analisis dan Strategi Kemenhan RI); Helmy Fauzi (Anggota Komisi I DPR RI); Al Araf (Direktur Program Imparsial); dan Harits Abu Ulya (Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI). [] mediaumat.com

One comment

  1. Haris Mataram

    Mari kita ambil bagian dalam menyongsong tegaknya Khilafah yang sudah diujung jari,insyaalloh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*