Jakarta. Sejumlah tokoh ormas dan lembaga keislaman menggelar konferensi pers mengecam bom Cirebon dan menyatakan bahwa bom bunuh diri di masjid saat shalat Jum’at itu tidak ada kaitannya dengan Islam, Senin (18/4) siang di Kantor DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Jakarta.
“Kami mengutuk dengan keras pelaku bom bunuh diri itu sebagai tindakan biadab dan bertentangan sama sekali dengan ajaran Islam!” ujar Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto.
Ormas Islam pun menyatakan bom Cirebon itu tidak ada kaitannya dengan jihad. “Ketentuan jihad itu sangat jelas, itu semua bisa dilihat dalam kitab-kitab fiqh Islam. Jangankan membom orang yang shalat di masjid, membom gereja saja sudah tidak boleh!” tegas Ismail.
Sekjen Al Ittihadiyah Fikri Bareno mensinyalir ada upaya untuk mengkait-kaitkan perbuatan keji itu dengan Islam. “Ada upaya dari media massa untuk mengkait-kaitkan bom Cirebon dengan gerakan Islam, gerakan Islam jelas tidak mungkin melakukan itu karena dalam Islam membunuh satu jiwa Muslim itu sama juga dengan membunuh manusia secara keseluruhan,” ujarnya.
Berkenaan dengan itu, Humas DPP Hidayatullah Mahladi menuntut semua pihak agar tidak menyampaikan hal yang tidak akurat. “Kami menuntut pejabat, parpol, insan pers, untuk tidak menyampaikan komentar yang tidak akurat!” tegasnya.
Sedangkan, Jubir Jaamah Ansharu Tauhid Son Hadi menyatakan agar pihak-pihak dimaksud tidak lagi mendeskriditkan Islam. “Kami peringatkan kepada siapapun untuk tidak melanjutkan rencana, niat, dan tindakan yang selalu mendeskriditkan Islam dan kaum Muslim, karena itu semua hanya akan semakin menjerumuskan bangsa ini ke dalam jurang penderitaan yang lebih dalam,” ungkapnya.
Sebelum konfrensi pers, sejumlah ormas Islam tersebut menggelar diskusi terkait peristiwa pemboman di Masjid Adz-Zikra, Mapolres Cirebon Kota, Jawa Barat, itu.
Dalam diskusi tersebut nampak hadir pula: Zahir Khan (Sekretaris DDII); Djauhari Syamsuddin (Ketua Umum Syarikat Islam); Mahmud Yunus ( Sekjen PITI); Yos Mardin (Pengamat Ilmu Politik dan Pemerintahan); Firos Fauzan (Ketua PB PII); Manimbang Kahriadi (Pengurus Pusat KAHMI); Iing Solihin (PP PUI); Bachtiar (Sekjen Al Irsyad Al Islamiyah); dan Amin Djamaluddin (Ketua LPPI).
Di samping mengecam dan menolak mengkaitkan bom tersebut dengan Islam, mereka pun sepakat menolak mengkaitkan peristiwa itu dengan kepentingan pihak-pihak tertentu untuk segera mengesahkan RUU Intelijen yang didalamnya banyak mengandung pasal karet dan represif.(mediaumat.com)
begilinah ulah musuh-musuh allah. tiada henti-hentinya mereka membuat muslim terpojok. namun yang lebih memiriskan, sebagian kaum muslim ikut meng-amininya.
segera tegakkan khilafah.