Di tengah-tengah kesibuikan dan kelalaian bangsa Arab dan kaum Muslim, dan bersamaan dengan revolusi Arab melawan tirani mulai dari Samudera Atlantik hingga ke Teluk, ternyata Zionis akhir-akhir ini memperketat jerat, dan mempercepat langkah-langkah penyelesaian Zionisasi kota al-Quds, atau apa yang dikenal sebagai Yahudisasi al-Quds.
Dr Yusuf Jam’ah Salamah, Khatib Masjid Al-Aqsa, Wakil Ketua I Dewan Tertinggi Islam di al-Quds memperingatkan dua generasi muda umat, yaitu bangsa Arab dan dunia Islam, serta pembebas dunia, untuk tidak melupakan kota al-Quds yang setiap hari menghadapi aksi pembantaian kaum Zionis, di mana targetnya adalah warga, situs sejarah dan peradaban yang ada di sana. Ia menyerukan perlunya menjaga dan bekerja untuk mempertahankan tempat suci, serta mendukung ketekunan warganya yang terus bersiaga.
Kantor berita “WAM” mengutip dari Khatib Masjid Al-Aqsa yang mengatakan bahwa otoritas pendudukan akhir-akhir ini telah mempercepat serangannya secara sistematis terhadap kota al-Quds dengan target me-Yahudisasi-kan, memisahkan dari kota-kota Palestina di sekitarnya, dan mengepungnya dengan pemukiman Yahudi.
Ia menjelaskan bahwa pasukan pendudukan Israel telah menghancurkan ratusan rumah, terutama di lingkungan Syaikh Jarrah, Salwan, Shuafat dan Issawiya. Akibatnya ribuan warga al-Quds diusir dalam rangka operasi penghapusan simbol-simbol arab dan Islam, dengan cara memalsukan fakta, mengubah nama jalan-jalan kota dan menggantinya dengan nama Yahudi dalam rangka operasi pendistorsian yang telanjang terhada sejarah. Otoritas pendudukan sedang membangun ribuan unit pemukiman dalam rangka menciptakan perubahan demografis di kota al-Quds untuk kepentingan Yahudi, dan mengurangi populasi penduduk Palestina ke tingkat terendah pada tahun 2020 untuk memberikan karakter Yahudi di kota al-Quds (dalam kerangka apa yang dikenal sebagai rencana “2020”.
Salamah mengecam keputusan pendudukan beberapa hari sebelumnya terkait proyek pemukiman baru di kota al-Qudsi. Ia juga mengecam persiapan yang dilakukan oleh otoritas pendudukan untuk pembukaan jaringan terowongan bawah tanah di sekitar Masjid Al-Aqsa. Ia memperingatkan bahwa hal itu akan merusak struktur Masjid Al Aqsa, juga bangunan di sekitarnya.
Pada saat yang sama, Pusat Hak Asasi Manusia “Sawasiah” mengecam keputusan pemerintah Israel terkait pembangunan proyek-proyek dan pemukiman-pemukiman baru di al-Quds. Dan menegaskan bahwa politik pendudukan bertujuan untuk melakukan penyesuaian dan perubahan mendasar di kota-kota Tepi Barat, khususnya al-Quds, dengan menghapus simbol-simbol Islam dan bangsa Arab, serta mengusir warganya dan menganggapnya sebagai wilayah Yahudi. Dan semua ini merupakan pelanggaran yang telanjang terhadap setiap ketentuan hukum dan konvensi internasional. Sehingga Pusat Hak Asasi Manusia “Sawasiah” meminta masyarakat internasional dan organisasi PBB harus segera campur tangan untuk menghentikan operasi Zionisme tersebut.
Ala kulli hal, apa yang dilakukan Zionis akhir-akhir ini butuh pada sikap dan tindakan yang keras dari berbagai organisasi internasional dan regional, baik di negeri-negeri Arab maupun di dunia Islam. Begitu juga perlu berbagai aksi protes dari negara-negara regional, seperti Mesir, Yordania, Arab Saudi dan negara-negara lainnya. Sebab sejarah akan mengingatkan bahwa Zionis telah berencana untuk Zionisasi al-Quds dan selesai pada tahun 2020. Dan kami sangat menyanyangkan, di mana kami masih diselimuti perbedaan kami yang tidak pernah berakhir. Kami berkata; “Sesungguhnya rakyat ingin mengahiri perpecahan dan simbol-simbol yang indah, namun kapan semua itu akan terjudkan?” (islamtoday.net, 29/4/2011).
Illuminati masonik di balik semua renacana jahat ini…..