Upaya Tambal Sulam Telah Gagal untuk Memadamkan Eskalasi Gerakan Umat

Menteri Kehakiman Mesir Muhammad Abdul Aziz Al-Jundi mengatakan hari ini tentang kemungkinan Mubarak dijatuhi hukuman mati, terkait kejahatan pembunuhan terhadap para demonstran damai, “Jika terbukti bersalah dan ada bukti-bukti yang menyakini pengadilan”. Dikatakan bahwa mantan presiden adalah “warga biasa dan kepadanya akan diterapkan hukum secara adil”.

Baru-baru ini di Kairo berlangsung demonstrasi di depan kedutaan “Israel” yang menuntut pembatalan kesepakatan “Camp David”. Begitu juga berbagai protes harian masih mewarnai Tunisia sebagai bentuk penolakan terhadap upaya menipu rakyat dengan beberapa solusi tambal sulam.

Peristiwa-peristiwa yang terus berlanjut ini menegaskan bahwa rakyat memiliki pengaruh yang kuat saat ini. Dan peristiwa-peristiwa ini adalah dalam tahap awal. Sementara upaya untuk memenuhi tuntutan rakyat dengan memenjara para penguasa dan mengadilinya, atau melakukan tambal sulam terhadap sebagian perundang-undangan dan sistem, solusi bagi struktur intelijen dan keamanan politik, atau solusi terhadap partai yang berkuasa, semuanya telah gagal untuk memadamkan gerakan rakyat atau mengurangi tuntutannya, namun gerakan-gerakan itu justru semakin meningkat.

Berbagai aksi protes yang terus berkelanjutan di Mesir dan Tunisia menegaskan sebuah fakta bahwa rakyat ini tidak menerima hanya sekedar mempercantik muka. Rakyat berusaha untuk mendapatkan kembali inisiatif dalam setiap arti kata tuntutannya, yaitu pembatalan kesepakatan “Camp David”, umat berusaha untuk menerapkan keyakinannya dan mencapai tujuan hidup yang sebenarnya, jauh dari kesombongan dan tipu daya kolonialisme.

Revolusi yang terjadi di Mesir dan Tunisia, sekalipun belum mencapai perubahan yang diinginkan, namun hal itu telah menjadikan umat sebagai pemain yang berpengaruh, bahkan pemimpin di negara-negara tersebut. Sehingga rezim penguasa yang masih terkait dengan kekuatan-kekuatan kolonialisme Barat keberadaannya tidak berdaya lagi, atau tidak mampu memaksakan keputusannya. Dalam hal ini, mungkin pemeliharaan Mesir terkait tema rekonsiliasi, dan pernyataan untuk membuka pintu penyeberangan Rafah minggu depan dilakukan dalam rangka usaha untuk mendapatkan kepercayaan dari rakyat Mesir yang sudah tidak lagi percaya dengan siapa saja yang tidak memenuhi aspirasi mereka.

Sungguh pergerakan umat yang terus berkelanjutan, bahkan di negara-negara yang telah berhasil menggulingkan para penguasa tirani, dengan izin Allah, merupakan pertanda baik dan kabar baik bagi situasi sesudahnya. Kaum kafir, serta para politisi dan penguasa yang menjadi bonekanya, tidak mampu mengambil hati umat dengan berbagai upaya yang dilakukannya. Cepat atau lambat umat akan menendang mereka menyusul Ben Ali dan Mubarak.

Umat harus menyadari bahwa perubahan yang sesungguhnya tidak akan pernah terjadi kecuali dengan mendirikan Khilafah. Untuk saat ini, berdirinya Khilafah sudah semakin dekat dari sebelumnya, tinggal menyatukan langkah dan membentuk  kekuatan penekan terhadap para pemilik kekuatan dan pengaruh agar memberikan nushrah (dukungan dan pertolongan) terhadap mereka yang sedang berusaha mendirikan Khilafah. Dengan berdirinya Khilafah, maka perubahan yang sesungguhnya akan benar-benar terjadi, dan umat Islam akan menjadi sebaik-baik umat yang akan menabur kedamaian. (pal-tahrir.info, 30/4/2011)

One comment

  1. Kebathilan akan sirna., dan yang Haq akan kembali memimpin dunia. Insha Allah Just Matter of Time..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*