HTI Press. Sistem Islam bisa diterapkan untuk Indonesia tanpa banyak pertimbangan. Tak usah ditanya pada rakyat apakah mau atau tidak dengan sistem Islam, bukankah selama ini rakyat tidak pernah ditanya oleh penguasa mau atau tidak dengan sistem kapitalis? Ujar Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto dalam sebuah talkshow Forum Intelektual Muslim ke 4 pada Ahad (15/5) kemarin.
Acara talkshhow yang digelar HTI DPD II Bogor Raya ini bertempat di Ruang Papandayan Hotel Pangrango 2 Bogor dengan Tema “Problem in Economic Capitalism and How Islam Solve it”. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 150 Peserta dari berbagai instansi dan kalangan yang dengan antusias mengikuti acara ini dari awal hingga akhir.
Pembicara pertama adalah Idris Devries (ExxonMobil Global Refining Earnings Advisor (Fairfax, United States) mengemukakan salah satu dari problem ekonomi kapitalis adalah ketidakseimbangan kesejahteraan.
Dalam pemaparan materinya yang berbahasa Inggris, Idris juga menjelaskan tentang tren ketidakseimbangan kesejahteraan cenderung selalu meningkat baik pada tataran di suatu Negara tertentu maupun dalam tataran global antar Negara. Kondisi ini disebabkan oleh sistem perekonomian kapitalis yang memihak pengusaha (1% dari populasi) daripada masyarakat banyak (yang 99% dari populasi). Hal ini karena dalam sistem kapitalis yang ditopang oleh demokrasi, para pengusaha punya kesempatan untuk membeli kebijakan melalui tangan-tangan pembuat kebijakan. Salah satu contohnya adalah mekanisme perpajakan yang lebih membebani masyarakat melalui mekanisme pajak pendapatan (yang dihitung dari pendapatan kotor) sedangkan perusahaan pajaknya ditetapkan menurut keuntungan. Selain itu perusahaan bahkan punya divisi yang tugasnya adalah mencari celah bagaimana agar tidak membayar pajak.
Pembicara kedua Ir. Ismail Yusanto (Jubir HTI) mengemukakan bagaimana sistem Islam menyelesaikan problem ketidakseimbangan kesejahteraan melalu berbagai mekanisme, baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam sistem ekonomi Islam masalah distribusi kesejahteraan adalah yang paling penting, sedangkan dalam sistem ekonomi kapitalis yang diutamakan adalah pertumbuhan ekonominya. Sehingga dampak dari ekonomi kapitalisme adalah selalu menimbulkan krisis dan kesenjangan, bahkan krisis yang berulang serta keberlanjutan ketidakseimbangan kesejahteraan.
Disamping itu Ismail juga menjelaskan mengenai bahwa sistem ekonomi Islam tidak bisa berjalan ideal dalam sistem kapitalis. Sebaliknya sistem ekonomi Islam hanya bisa berjalan dengan ideal di sistem Islam.
Antusias peserta terlihat pada sesi tanya jawab. Beberapa peserta mengajukan tanggapan sekaligus pertanyaan, diantaranya: apakah yang harus kita lakukan supaya Indonesia ini siap melaksanakan sistem Islam secara kultural maupun natural. Menanggapi hal ini, Jubir HTI mengatakan bahwa sistem Islam bisa diterapkan untuk Indonesia tanpa banyak pertimbangan. “Tak usah ditanya pada rakyat apakah mau atau tidak dengan sistem Islam, bukankah selama ini rakyat tidak pernah ditanya oleh penguasa mau atau tidak dengan sistem kapitalis?” Jawab Ismail Yusanto.
Selain itu Ismail menambahkan, selama ini rakyat nerima saja ketika dipaksa untuk menjalani hidup dengan sistem ekonomi kapitalis yang menyengsarakan. Apalagi jika diterapkan sistem Islam yang merupakan sistem yang terbaik dan sesuai dengan fitrah manusia, karenanya yang harus dilakukan oleh penguasa adalah tinggal menerapkannya tanpa banyak pertimbangan, rakyat pasti akan menerima meski tanpa ditanya. [] dede/kh
Assalamu alaikum,
I want to send Mr. Idris De Vries a personal message. Please can you give me his emailadress? many thanks in anticipation