Kantor berita United Press International (UPI) mempublikasikan sebuah berita dengan judul: “Hizbut Tahrir di Yordania Mengatakan Bahwa Kelompok “Preman” Menyerang Masîrah (Long March) Solidaritas Untuk Rakyat Suriah“.
Hizbut Tahrir yang dilarang di Yordania mengatakan pada hari Jum’at (20/5) bahwa sejumlah aktivisnya terluka akibat serangan terhadap mereka oleh kelompok “preman” ketika masîrah (long march) yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir menuju perbatasan Suriah dalam rangka solidaritas untuk rakyat Suriah, serta menuntut kebebasan dan reformasi politik.
Juru bicara Hizbut Tahrir, Mamduh Abu Sawa dalam wawancara via telepon dengan United Press International (UPI) dari tempat berlangsungnya masîrah (long march) yang bergerak dari kota perbatasan Ramtha, mengatakan: “Kami diserang puluhan preman. Mereka membawa tongkat dan batu. Mereka menyerang kami ketika kami mulai melakukan masîrah (long march) setelah shalat Jum’at dari kota Ramtha … Akibatnya puluhan aktivis kami menderita luka-luka. Anehnya, aparat keamanan tidak berbuat apa-apa sekalipun mereka berada di wilayah perbatasan. Sungguh ini tidak biasanya!”
Anehnya lagi, di wilayah perbatasan tidak ada aparat keamanan dengan jumlah yang memadai. Tampaknya ini sudah disengaja dan direncanakan, agar para “preman” memiliki kesempatan yang luas dalam melakukan penyerangan terhadap aksi masîrah (long march). Dan inilah kenyataannya.
Abu Sawa mengatakan bahwa sekitar 2.000 orang aktivis Hizbut Tahrir berpartisipasi dalam aksi masîrah (long march) yang bertujuan mendukung tuntutan rakyat Suriah yang sedang menghadapi pembantaian oleh para penguasa penjahat Suriah.
Sebelumnya, pada akhir bulan April lalu, Hizbut Tahrir juga telah menyelenggarakan aksi massa di depan kedutaan Suriah di Amman dalam rangka solidaritas untuk rakyat Suriah (pal-tahrir.info, 20/5/2011).
“Barangsiapa memusuhi wali-Ku maka Aku nyatakan perang kepadanya. Amalan hamba yg paling Aku cintai apabila ia mengerjakan kewajiban yg Aku perintahkan kepadanya. Kemudian hambaKu itu memperbanyak ibadah sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku pendengarannya saat ia mendengarkan pandangannnya saat ia memandang tangannya yg ia gunakan dan kakinya saat ia berjalan. Jika dia memintaKu pasti Aku berikan jika ia berlindung kepadaKu pasti Aku lindungi dia. Tidak ada keraguan yg Aku kerjakan seperti saat menarik nyawa hambaKu yg mukmin ia tidak menyukai kematian dan Aku tidak suka menyakitinya.”
Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa “Wali-wali Allah SWT itu adl orang-orang yg bertaqwa; mereka mengerjakan yg diperintahkan meninggalkan yg dilaranng dan sabar terhadap musibah yg menimpa mereka. Allah SWT mencintai mereka dan mereka mencintai Allah SWT. Allah SWT rela terhadap mereka dan mereka pun rela kepada Allah SWT. Musuh-musuh mereka adl pembela-pembela syaitan sehingga harus dibenci dimurkai dan dimusuhi” .