Petraeus: Musim Panas Mengancam Pasukannya di Afghanistan

Di tengah-tengah indikasi yang begitu telanjang tentang kegagalan pasukan AS dalam mengokohkan rezim penguasa yang loyal kepadanya di Afghanistan, dan kegagalannya dalam menyelesaikan pertempuran militer yang telah berlangsung lebih dari satu dekade, Jenderal David Petraeus, komandan pasukan internasional yang beroperasi di Afghanistan memperingatkan akan serangan yang sengit dan berkembang, yang bisa jadi akan dihadapai pasukannya di Afghanistan pada musim panas oleh pejuang Taliban.

Petraeus mengatakan dalam surat yang dipublikasikan kantor berita “CNN” bahwa elemen-elemen dari pasukan bersenjata di Afghanistan akan berusaha melakukan serangan serupa dengan tujuan untuk “menunjukkan kemampuannya dalam menghadapi berbagai serangan”.

Jenderal Amerika itu menambahkan dengan sebuah penyesatan: “Serangan-serangan ini dapat meningkatkan risiko jatuhnya korban sipil yang telah menempatkan pasukan internasional dan Afghanistan dalam situasi sulit. Dalam menghadapi jenis serangan seperti ini, kami akan terus berupaya dengan sekuat tenaga untuk mengurangi jumlah meninggalnya warga sipil seminimal mungkin.”

Penyataan Petraeus ini disampaikan di saat Taliban dan organisasi al-Qaeda mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan yang terjadi di Afghanistan baru-baru ini, di samping serangan dengan target Amerika di negara tetangga, Pakistan. Eskalasi serangan ini terjadi setelah pembunuhan terhadap pemimpin al-Qaeda, Syaikh Osama bin Laden, awal Mei bulan ini.

Surat Petraeus ini mencerminkan kegelisahan pemerintah AS dan pasukan internasional akan kemungkinan jatuhnya korban sipil, terutama setelah peristiwa berdarah masa lalu yang telah menimbulkan banyak kegaduhan, serta tegangnya hubungan antara Washington dengan Islamabad dan Kabul.

Perlu diketahui bahwa pasukan Amerika telah menyebabkan banyak jatuhnya korban di antara warga sipil dengan dalih memburu orang-orang Taliban. Sehingga hal tersebut membuat bonekanya, Karzai menyatakan secara terbuka akan ketidakpuasannya terhadap perilaku pasukan pendudukan ini.

Pernyataan ini disampaikan pada saat Jenderal Amerika ini bersiap untuk mengeluarkan sikap atas permintaan dari pemerintah AS agar komitmen dengan waktu yang telah ditetapkan untuk memulai penarikan pasukan dari Afghanistan. Dan ia akan mengumumkan jumlah tentara yang dapat meninggalkan Afghanistan awal Juli mendatang.

Hal ini diasumsikan bahwa ketika kekuatan-kekuatan itu mulai ditarik secara langsung tanpa ada sesuatu yang mengancam keamanan Afghanistan. Sehingga hal ini mengharuskan pasukan militer Afghanistan siap untuk mengambil alih tanggung jawab. Sayangnya, realitas yang terjadi di Afghanistan sangat jauh dari yang diharapkan (kantor berita HT, 24/5/2011).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*