Jelang Konferensi Rajab 1432 H, Ratusan Ulama dan Tokoh Masyarakat Bengkulu Hadiri Workshop

HTI Press. Pada hari ahad, 29 Mei 2011 bertempat di Hotel Samudra Dwinka HTI-Bengkulu menyelenggarakan workshop Ulama dan Tokoh Rindu Syariah. Mulai jam 08.00 peserta mulai berdatangan, dan setelah mengisi buku tamu para peserta satu per satu memasuki aula Anggrek lantai 2. Peserta, yang kebanyakan adalah para ustadz dan ustadzah ini berasal dari Kota Bengkulu, Sukaraja, Tais, Kepahiang, Curup, Argamakmur, dan Ketahun. Bahkan ada seorang peserta dari Pulau Enggano, yakni Bapak Refli Zen Kaitaro yang bertindak selaku Kepala Suku Kaitaro. Kurang lebih 120 orang ini memenuhi ruangan tempat berlangsungnya workshop yang bertajuk peran dan tanggung jawab ulama dan tokoh masyarakat dalam penegakkan syariah.Topik pembahasan semacam ini memang tergolong langka di Kota Bengkulu. Barangkaliinilah yang menjadi pemicu kehadiran para ustadz dan ustadzah untuk mengetahui lebih jauh bagaimana visi syariah yang dikampanyekan oleh Hizbut Tahrir.

Setelah didahului dengan pemutaran video mengenai masa kejayaan umat islam dan problematika umat kekinian, Ustadz Rahmat Kurnia (DPP HTI) menguraikan satu per satu perkara penting yang di hadapi umat islam. Menurutnya, problematika umat yakni krisis multidimensi muncul akibat ditinggalkannya syariat islam dan digantikan oleh sekularisme dalam segala bidang. Termasuk berlarut-larutnya persoalan Ahmadiyah dan isu NII, tidak lain karena penguasa Indonesia tidak mampu menghadapiintervensi asing dalam bidang politik. Belum lagiintervensi dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan sosial budaya, pemerintah tidak berdaya menghadapiintervensi tersebut melalui perundang-undangan. Menurutnya, hal ini menunjukkan praktek negara korporatisme di Indonesia, yakni negara dikendalikan oleh penguasa dan pengusaha, bukan oleh rakyat.

Untuk itu Ustadz Rahmat Kurnia mengajak kepada para peserta agar bahu-membahu, berjuang sekuat tenaga demi tegaknya syariah islam dalam wadah Khilafah Islamiyah. Perjuangan menegakkan khilafah perlu dilakukan oleh semua komponen umat. Beliau berpesan agar dalam berdakwah tidak cukup memberi nasihat, tetapi harus ada upaya yang sungguh-sungguh untuk terwujudnya kembaliinstitusi yang diwariskan Nabiini. Setiap gerakan dakwah harus memfokuskan arah dakwahnya agar kekuatan umat bisa segera tampak. Para ulama dan tokoh masyarakat memiliki potensi yang besar dalam mewujudkan langkah dan cita-cita mulia ini. Demikian, Ustadz Rahmat Kurnia menjelaskan salah satu pertanyaan peserta.

Dalam sesi testimoni peserta, Ustadz Munir, SpdI mengajak kepada hadirin agar mendukung dan ikut berjuang bersama HTI. Menanggapi penyelenggaraan workshop, Kepala Suku Kaitaro dari Pulau Enggano yang juga Imam Masjid Malakoni mengatakan kepada salah seorang panitia,”Saya sangat setuju sekali dengan semua yang disampaikan oleh pembicara, sesuatu yang baru bagi saya yang tinggal di daerah terpencil. Harapan saya di Pulau Enggano yang terpencil ada da’i dari HTI yang menyampaikan pencerahan untuk masyarakat.”[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*