Memperingati Runtuhnya Khilafah Islamiah

Sengatan sinar matahari yang terasa membakar kulit, tidak menyurutkan semangat sekitar 10 ribu warga yang tergabung dalam organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalsel untuk memadati Stadion 17 Mei di Jalan Jafri Zamzam Banjarmasin, Kamis (2/6) pagi.

Mengenakan busana muslim, para warga yang berasal dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel itu sambil menenteng bendera warna hitam dan putih bertuliskan kalam tauhid. Sesekali, mereka meneriakan takbir menyelingi orasi yang disampaikan sejumlah pengurus DPP maupun DPP HTI Kalsel seperti Fathy Syamsudin Romadhon, Harist Abu Ulya, M Baihaqi Al-Munawar, Mispansyah dan sejumlah pengurus HTI lainnya.

Kegiatan tersebut dilakukan selain untuk memperingati Isra dan Miraj Nabi Muhammad SAW, sekaligus untuk memperingati peristiwa runtuhnya khilafah Islamiah yang terjadi 3 Maret 1924 silam.

Dengan kegiatan tersebut, diharapkan untuk menyatukan kembali pikiran, langkah umat Islam untuk kembali mewujudkan kehidupan yang lebih baik di bawah naungan khilafah Islamiah.

“Runtuhnya khilafah Islamiah terjadi pada bulan rajab seperti sekarang ini. dengan mengenang kembali peristiwa itu, diharapkan hati seluruh umat Islam kembali tergugah untuk menegakkan khilafah sebagai satu upaya memperbaiki kehidupan masyarakat,” ujar Humas DPD HTI Kalsel, Hidayatullah Akbar.

Sejak runtuhnya khilafah Islamiah tersebut, kondisi kehidupan menjadi carut marut. Berbagai sisi kehidupan masyarakat dikuasai sistem kapitalis, yang semakin menekan kehidupan masyarakat.

Oleh karena itu, dengan semangat membangun dan menegakkan khilafah Islamiah tersebut diyakini bakal memperbaiki sistem kehhidupan masyarakat. Semua aktivitas, baik ekonomi, pengelolaan sumber daya alam bakal dilaksanakan dengan syariat Islam.

“Islam sudah memerintahkan agar kita bersatu. Namun sejak runtuhnya khilafah Islamiah itu, umat islam terpecah menjadi 55 bagian. Semoga dengan peringatan ini kembali tergugah untuk membangun kembali peradaban khilafah,” tandasnya.

Selain itu menurut salah seorang orator mengatakan, sistem ekonomi yang dikembangkan saat ini adalah kapitalis. Sehingga sangat memberatkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Termasuk sistem pemerintahan dan pengelolaan pengelolaan sumber daya alam lainnya.

Lebih lanjut, peringatan tersebut digelar setiap tahun tepatnya bulan rajab. Sesuai jadwal, beberapa kota besar di Indonesia, juga bakal menggelar acara serupa dan puncaknya bakal digelar di Jakarta pada 29 Juni mendatang. (Banjarmasinpost.co.id , 2/6/2011)

One comment

  1. gogogogogogo!!!
    fo surabaya,sidoarjo,gresik
    kita sukseskan konfrensi rajab 26 juni 2011 di gor delta sidoarjo….
    semangat!!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*