AS terhitung gencar memerangi kartel narkoba di Meksiko. Pasalnya, barang haram itu memang membanjiri AS melalui banyak cara, terlebih yang ilegal.
Kendati begitu, sebuah laporan kongres sebagaimana warta AP dan AFP pada Selasa (14/6/2011), justru memberikan fakta mengejutkan. Laporan bertajuk “Mencegah Penyelundupan Senjata Api AS ke Meksiko” oleh tiga senator Partai Demokrat menyebutkan 70 persen senjata api yang dipakai untuk tindak kriminal di Meksiko sepanjang 2009-2010 berasal dari AS. Mayoritas pengguna adalah kartel narkoba Meksiko. Fakta ini menunjukkan kesan AS justru sedang bunuh diri tatkala melancarkan perang terhadap narkoba.
Dengan temuan tersebut, ketiga senator yakni Dianne Feinstein (California), Charles Schumer (New York) dan Sheldon Whitehouse (Rhode Island) mendesak adanya pengetatan peraturan untuk mencegah aliran senjata ilegal ke Meksiko. “Senjata AS ikut berkontribusi dalam peningkatan kekerasan berbahaya di Meksiko,” kata ketiganya.
Data
Sementara itu, Pejabat Direktur Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF) Kenneth Melson menyebutkan dari 29.284 senjata api yang ditemukan di tempat kejadian perkara, 20.504 berasal dari Amerika Serikat.
Kemudian, laporan tersebut merekomendasikan sejumlah kebijakan menangani penyelundupan senjata api. Yang termasuk dalam rekomendasi tersebut antara lain Kongres meloloskan peraturan pemeriksaan latar belakang untuk setiap pembelian senjata api termasuk saat pameran berlangsung, ATF memperketat UU ekspor impor senjata militer, dan penjual melaporkan setiap senjata api yang terjual untuk mempermudah penegakan hukum saat menelusuri pembelian senjata api.
Para senator juga menuduh Kongres AS menjadi terlihat nyaris mati ketika kartel Narkoba Meksiko menyelundupkan senjata api dari AS.
Laporan ini keluar sehari setelah Presiden Meksiko Felipe Calderon menuduh industri senjata AS menyebabkan ribuan orang tewas di Meksiko. “Kenapa bisnis senjata ini tetap berlanjut?” tanya Calderon.
“Saya katakan dengan terbuka, ini karena keuntungan yang diperoleh industri senjata AS,” tambahnya.
Berulang kali Calderon meminta AS mengimplementasikan UU senjata api yang lebih ketat. (kompas.com, 14/6/2011)