Serangan udara NATO terhadap kawasan timur Tripoli pada Minggu (19/6/2011) pagi menewaskan tujuh warga sipil, ungkap pejabat Libya.
Ada kesengajaan NATO untuk menjadikan rumah warga sipil sebagai target serangan. Ini bukti lain kebrutalan Barat.
Pihak berwenang menggiring wartawan untuk meninjau reruntuhan bangunan di kawaran Arada yang terkena serangan NATO.
Mereka melihat mayat dikeluarkan dari reruntuhan bangunan. Sementara itu, warga sekitar membantu menyingkirkan material bangunan.
“Ada kesengajaan (NATO) untuk menjadikan rumah warga sipil sebagai target serangan. Ini bukti lain kebrutalan Barat,” kata Khaled Kaim, deputi menteri luar negeri Libya.
Arada berada di distrik Souq al-Juma yang dikenal sangat anti-Khadafy.
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, ketika wartawan diajak ke lokasi bekas serangan NATO, terlihat asap dari reruntuhan bila serangan baru terjadi. Namun, kali ini tidak terlihat asap meskipun serangan itu baru terjadi pagi harinya.
Jika benar serangan NATO mengenai warga sipil, ini bisa menjadi pukulan bagi NATO yang menyatakan dukungan pada para pemberontak yang menentang kekuasaan Moammar Khadafy.
Wartawan kemudian dibawa ke rumah sakit setempat unuk melihat kondisi korban. Mereka melihat tiga jenazah, termasuk seorang anak. Tubuh seorang korban tampak tertutup debu.
“Pada dasarnya, inilah malam pembunuhan, teror, dan horor di Tripoli yang disebabkan NATO,” kata juru bicara pemerintah, Moussa Ibrahim di rumah sakit itu.
Menurut Moussa, lima keluarga tinggal di bangunan yang terkena bom NATO.
Kejadian ini terjadi hanya 24 jam setelah Pemerintah Libya menuduh NATO sengaja menjadi warga sipil sebagai target serangan. (kompas.com, 19/6/2011)