PANGKALPINANG- Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Pusat, KH Harry Moekti, meminta umat Islam di Provinsi Bangka Belitung (Babel), menjalankan syariat Islam untuk mengatasi perpecahan umat.
“Kebesaran umat Islam sudah tidak terlihat lagi setelah keruntuhan sistem Khilafah Turki Usmani pada 1924 M ditandai terpecahnya menjadi negara-negara kecil yang lemah,” ujarnya pada acara Konfrensi Rajab 1432 H di Pangkalpinang, Ahad.
Menurut mantan rocker ini, penyebab perpecahan umat Islam sekarang dan pada zaman kekhalifahan Turki Usmani karena pengaruh dari dalam umat Islam itu sendiri. Dan infiltrasi Amerika Serikat dan sekutunya dengan menyebarkan ideologi kapitalisnya.
Ia berharap adanya dukungan dari berbagai elemen masyarakat terhadap perjuangan yang dilakukan oleh HTI dalam menegakkan Syariat Islam dan sistem Khilafah.
“Kami berharap masyarakat, ulama, tokoh masyarakat dan para ahlul kuwah (pemimpin) kaum muslimin memberikan dukungan terhadap konsep perjuangan HTI dalam menegakkan syariat dan khilafah,” harapnya.
Sementara itu, K.H. Syairan, Rois AM Syuriah Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Bangka Tengah mengemukakan, jajaran pengurus NU di Bangka Tengah sepakat dan mendukung perjuangan HTI Babel dalam menegakkan Syariat Islam dan khilafah.
Karena menurutnya, dengan diterapkannya syariat Islam di bawah naungan khilafah Islamiyah telah terbukti pada masa lalu mampu menciptakan kesejahteraan bagi umat manusia. “Bukti telah mencatat bahwa umat manusia yang bukan hanya kaum muslimin saja, akan tetapi non muslim juga bisa hidup sejahtera dengan diterapkannya syari’at dan khilafah,” ujarnya.
Sekitar 2.000 masyarakat provinsi Bangka Belitung (Babel) yang berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang yang berbeda sepakat diterapkannya Syariat dan Khilafah untuk mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia, dalam acara Konfrensi Rajab 1432 H Di Hotel Novotel Bangka.
Pekikan takbir serta teriakan yel-yel ‘Khilafah, Khilafah, Khilafah’ bergema di dalam ruangan yang besar dan mewah ketika para narasumber dan orator menyapaikan orasinya, yang telah mampu membakar semangan para peserta yang hadir untuk berjuang mengemban dakwah dalam menegakkan Syari’at di bawah naungan Khilafah Islamiyah. (republika.co.id, 19/6/2011)