Dr. Ahmed Tayeb, Syaikh Al-Azhar menuntut Mesir menjadi negara demokratis modern, sebab dalam peradaban Islam tidak dikenal adanya negara agama.
Syaikh Al-Azhar mengatakan: “Islam tidak mengenal dalam peradabannya, undang-undangnya, dan juga sejarahnya, apa yang dikenal oleh budaya lain sebagai negara agama kepasturan yang mendominasi manusia, dan telah membuat kehidupan manusia menderita di sebagian fase-fase tertentu sejarah manusia.”
Tayeb menambahkan dalam konferensi pers yang diadakan Senin pagi (20/6) dengan sekelompok budayawan dan penulis di kantor Syaikh Al-Azhar di Kairo: “Kami menekankan pentingnya mengadopsi sistem demokrasi yang dibangun berdasarkan pemilu yang bebas langsung.”
“Tindakan ini akan mendukung pembentukan negara nasionalis demokratis, konstitusional dan modern berdasarkan konstitusi yang diterima rakyat; memisahkan antara otoritas negara dan institusi hukum yang berkuasa; menentukan kerangka pemerintah; serta menjamin hak dan kewajiban dari masing-masing individu rakyat di atas pijakan yang sama, di mana kekuasaan legislatifnya benar-benar wakil rakyat, sesuai dengan konsep Islam yang benar,” imbuhnya.
Syaikh Al-Azhar menyerukan rakyat Mesir dan semua kekuatan nasional untuk menghormati sepenuhnya etika perbedaan dan etika dialog, menghindari pengkafiran dan pengkhianatan, dan tidak mengeksploitasi agama untuk menebar perpecahan dan permusuhan di antara warga negara.
Syaikh Al-Azhar melihat sesuatu yang sangat penting untuk menyatukan sikap bahwa tindakan apapun yang mendorong pada diskriminasi agama, serta konflik sektarian dan rasisme adalah suatu kejahatan terhadap warga negara (islammemo.cc, 20/6/2011).
Ini orang ngaku orang pinter agama, tapi ternyata jadi orang yang menafikan agama dalam kehidupan alias SEKULER abis.
Orang barat aja mengakui kehebatan, keadilan dan kesejahteraan yang luar biasa ketika ummat dipimpin KHILAFAH, masa orang yang ngaku ISLAM malah minta demokrasi….sungguh ironis !
tegakkan SYARIAH & KHILAFAH !
ALLAHU AKBAR !!
Tak layak disebut Ulama