Pesawat-pesawat pembom NATO menghantam sebuah kawasan perumahan sipil di ibukota Tripoli hari Minggu, menewaskan sedikitnya 9 warga sipil termasuk dua anak-anak.
NATO telah mengakui adanya serangan yang tidak disengaja itu. Menurut keterangan NATO, serangan udara itu ditujukan atas sebuah pangkalan misil di ibukota Tripoli, namun diakui bahwa satu bom tidak mengenai sasarannya, kemungkinan karena adanya kerusakan sistem pengendali.
Ini adalah pengakuan NATO yang kedua tentang kesalahan serangan yang dilancarkan oleh pasukan koalisi. Kemarin, NATO mengakui pesawat tempurnya menyerang sebuah iring-iringan kendaraan pemberontak dekat kota Brega yang terletak antara bagian timur yang dikuasai pemberontak dan bagian barat yang dikuasai pemerintah.
Pejabat pemerintah membawa wartawan ke distrik Arada di Tripoli, di mana operasi penyelamatan sedang berlangsung di sebuah bangunan yang hancur kena bom.
Pemerintah Libya menunjukkan rumah yang rusak berat di Souq al Juma, wilayah pemukiman di Tripoli. Dua mayat terlihat dikeluarkan dari reruntuhan rumah. Mayat ketiga orang lainnya, termasuk dua anak-anak, dibawa ke rumah sakit Tripoli.
Juru bicara pemerintah Libya Moussa Ibrahim mengatakan kepada wartawan asing yang dibawa ke tempat kejadian itu, “Pada prinsipnya, ini adalah malam pembunuhan, teror, dan seram di Tripoli yang diakibatkan oleh serangan NATO. Anda menyaksikan sendiri bencana yang mengerikan ini yang terjadi setiap hari di Tripoli.”
NATO mengakui melancarkan serangan udara tengah malam di Tripoli, sebagai bagian dari mandat PBB untuk menegakkan zona larangan terbang dan melindungi warga sipil. Semula, NATO mengatakan hanya menyerang infrastruktur militer di Tripoli dan menambahkan bahwa tanpa orang yang menyaksikan di tempat kejadian, laporan itu sulit dibuktikan kebenarannya.
Laporan-laporan pemerintah Libya sebelumnya tentang jatuhnya korban sipil juga sulit untuk dipastikan kebenarannya, karena kurangnya bukti untuk mendukung tuduhan-tuduhan itu.
Wartawan-wartawan baru ini dibawa untuk menyaksikan seorang gadis kecil yang katanya cedera dalam serangan NATO, tetapi petugas medis di rumah sakit memberi catatan kecil kepada salah seorang wartawan menyebutkan gadis itu cedera akibat kecelakaan mobil.
Namun, serangan-serangan NATO kerap salah sasaran sebelumnya. Hari Sabtu, NATO mengakui pasukannya menyerang konvoi kendaraan kelompok pemberontak dekat Brega, di bagian timur negeri itu, salah satu dari tiga medan tempur antara pemerintah dan kelompok oposisi.
Serangan hari Kamis itu adalah kali yang ketiga NATO salah menyerang posisi-posisi kelompok pemberontak. NATO meningkatkan serangan-serangan siang hari di Tripoli selagi operasinya memasuki bulan keempat.
Setelah serangan-serangan terakhir itu, Wakil Menteri Luar Negeri Libya Khaled Kaim menuduh NATO sengaja menyerang warga sipil, pernyataan yang dibuat pemerintah Libya sebelumnya. Pejabat-pejabat NATO menyebut tuduhan-tuduhan itu “keterlaluan”.
Sementara itu, pejabat kesehatan dan pemberontak mengatakan hari Minggu bahwa pertempuran yang terjadi dekat kota Misrata yang dikuasai pemberontak menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai 50 lainnya. Pejabat rumah sakit itu mengatakan pasukan Moammar Gaddafi menggunakan tembakan meriam untuk menghantam desa Dafniya, tidak jauh dari Misrata. (.voanews.com, 19/6/2011)