Bandung, HTI Press. “Progres apa yang telah dilakukan oleh Hizbut Tahrir selama ini, karena banyak wacana yang disampaikan oleh Hizbut tahrir. Tapi, terkesan hanya sebatas ucapan saja dan efektifitas dalam perjuangan yang telah dilakukan apa?”, demikian ungkap seorang wartawan dari Trans TV ketika sesi tanya jawab dalam konferensi pers menjelang diadakannya Konferensi Rajab 1432 H tanggal 29 Juni 2011 di Stadion si Jalak Harupat.
Acara yang dikemas dalam suasana santai di salah satu rumah makan di pusat kota Bandung hari Jumat (24/6) pukul 13.00-15.00 ini, dihujani puluhan pertanyaan kritis dari para wartawan. Ada yang menanyakan asal muasal dana untuk konferensi rajab, sikap HTI tentang masalah TKI, hingga keterkaitan Hizbut Tahrir dengan partai politik yang ada saat ini. Ust. Luthfi Afandi (Humas DPD I HTI Jabar) dan Ust. Muhammad Riyan (Ketua DPD 1 HTI Jabar) meladeni setiap pertanyaan tersebut dengan lugas dan tegas.
Terkait masalah dana, Ust. Luthfi Afandi menegaskan bahwa ciri khas Hizbut Tahrir dari dulu hingga sekarang adalah kemandiriannya dalam hal dana. Hizbut Tahrir tidak pernah menerima dana dari pihak manapun, kecuali dari internal HT sendiri. “Hal inilah yang membuat Hizbut Tahrir independen dan tak dapat ditunggangi siapapun”, tegasnya.
Adapun dalam masalah TKI, HT memiliki sikap tersendiri. Menurutnya, masalah TKI bukan terletak pada masalah diplomasi, namun lebih karena gagalnya pemerintah menyejahterakan rakyatnya, sehingga rakyat harus mengadu nasib sampai ke luar negeri. “Padahal negeri ini kaya, inilah bukti ketidakbecusan pemerintah mengurusi rakyatnya”, ungkapnya berapi-api.
Masalah hubungan HT dengan partai poltik yang ada, maka Luthfi menegaskan bahwa HT tidak terakit dengan partai politik manapun. Karena HT sendiri merupakan partai politik. “Namun pengertian politik yang dipahami HT adalah pengetian yang mulia, yakni yang dimaksud politik itu adalah mengatur urusan umat. Bukan memperebutkan kekuasaan”, ujarnya.
Hadir dalam acara ini wartawan dari lebih 20 media massa, di antaranya: Pikiran Rakyat, Tribun Jabar, Galamedia, Radar Bandung, Bandung Ekspress, Seputar Indonesia (SINDO), Majalah Sabili, Majalah Hidayatullah dan Percikan Iman. Tidak ketinggalan juga dari media elektronik dan online, seperti: TVRI, RRI, PJTV, STV, Trans TV, Metro TV, ANTV, Trijaya Fm, detik.com, inilah.com dan lainnya.
Di akhir acara, Ust. Muhammad Riyan memaparkan bahwa tujuan dari acara-acara yang selalu digelar oleh Hizbut Tahrir, termasuk Konferensi Rajab, mulai dari awal sampai saat ini adalah untuk menyadarkan kepada ummat mengenai syariah dan Khilafah. Dan juga untuk meneguhkan ummat, dan Ahlu Quwwah (pemegang kekuatan) agar bersama Hizbut Tahrir melakukaan perubahan sehingga Syariah dan Khilafah dapat tegak.
Beliau juga menegaskan bahwa media memiliki sumbangsih penting bagi perubahan yang ingin di cita-citakan tersebut. “Jangan sampai justru sebaliknya, media menjadi penghalang atas perubahan”, tandasnya.[]Naz
ya ,media mestinya memberikan dukung pada perjuangan ini,caranya dengan sering menampilkan,dengan itu kesadaran masyarakat akan semakin cepat,syariah dan khilafah segera tegak,allohu akbar