GORONTALO – Bulan Rajab merupakan bulan sarat makna bagi kaum muslimin. Pada bulan ke tujuh kalender Hijriyah itu terdapat dua peristiwa besar. Pertama, peristiwa Israj Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang didalamnya diturunkan wahyu perintah shalat. Kedua, runtuhnya Khilafah Ustmani yang berpusat di Turki pada 28 Rajab 1342 Hijriyah.
Runtuhnya Khilafah Utsmani ini menjadi pangkal timbulnya berbagai malapetaka yang menimpa kaum muslimin di seluruh dunia. Tak terkecuali kaum muslimin di Indonesia. Dewasa ini banyak kaum muslimin Indonesia tengah dirundung banyak sekali masalah, khususnya dibidang yang menyangkut kesejahteraan, sosial dan ekonomi. Tak sedikit kaum muslimin terpaksa hidup dalam kemiskinan dan kebodohan, sebagian lagi terpaksa menganggur dan putus sekolah.
Sementara biaya pendidikan dan layanan kesehatan makin tak terjangkau. Itu semua terjadi tidak lain akibat dari penerapan sestem ekonomi kapitalisme yang sekian lama mengcengkram negeri ini.
Berdasarkan realita keterpurukan kaum muslimin tersebut maka Dewan Pengurus Daerah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Provinsi Gorontalo berupaya meningkatkan semangat dan optimisme kepada umat muslimin akan keberhasilan perjuangan penegakan kembali syariah dan khilafah. Selain itu mencerdaskan dan mencerahkan umat muslimin, khususnya di Provinsi Gorontalo.
Upaya tersebut salah satunya ditempuh dengan menggelar Konferensi Rajab 1432 H yang mengangkat tema “Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah”, Minggu (26/6) di Gedung Juliana, Kota Gorontalo. Konferensi tersebut dihadiri ribuan peserta dari seluruh lapisan masyarakat Gorontalo dan turut dihadiri anggota HTI dari Manado, Sulawesi Utara. Bertindak sebagai narasumber dari DPP Hizbut Tahrir Indonesia Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar serta pengurus DPD HTI Provinsi Gorontalo yakni Rizal Ombingo, AMd, Ichsan Sibali, ST, MT, Drs. Manaf Dunggio, M.Si dan Sohibul Kahfi, SPd.
Dalam konferensi para narasumber memaparkan materi menyangkut solusi Islam terhadap permasalahan umat saat ini. Antara lain mengenai persoalan pendidikan, kemiskinan termasuk swastanisasi/privatisasi sumber daya alam yang dimiliki oleh negara/daerah.
Ketua Panitia Yusuf Datau, AMd mengemukakan, konferensi ini diadakan bukan untuk unjuk kekuatan, tetapi untuk ditunjukkan kepada khalayak umum bahwa perjuangan untuk tegaknya syariah dan khilafah harus didukung dan disambut oleh umat. “Pelaksanaan konferensi ini tidak hanya dilangsungkan di Gorontalo tetapi juga dilaksanakan di 28 kota di seluruh Indonesia.” ujar Yusuf Datau. (gorontalo post, 27/6/2011)
di daerah kota cilegon, hizbuttahrir blm cukup di kenal ,. saya berharap HTI bsa mensosialisasikan visi & misi dari HTI.. agar umat islam lbh menyayangi agamanya.
trima kasih……
wassalam…….