Perusahaan Listrik Saudi (SEC), sebuah perusahaan terbesar di Teluk dalam hal nilai pasarnya, telah mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan pinjaman jangka panjang senilai 989,1 juta dolar dari bank internasional guna membiayai pembelian peralatan untuk perluasan proyek stasiun Syuaiba.
Perusahaan itu mengatakan dalam pernyataan yang dipublikasikan di situs bursa Saudi bahwa pada Rabu (29/6) telah ditandatangani pinjaman jangka panjang dan jangka waktu pengembalian hingga 12 tahun senilai 989,1 juta dolar AS, yang setara dengan 3,7 miliar riyal Saudi dengan group bank internasional, yaitu HSBC, Bank of Tokyo-Mitsubishi, City Bank, Deutsche Bank, dan Sumitomo Mitsui Financial Group.
Pernyataan itu menambahkan bahwa: “Pinjaman ini merupakan pembiayaan pertama yang diperoleh perusahaan guna membeli peralatan dari perusahaan Alstom Perancis untuk perluasan stasiun Syuaiba 3.”
Berita yang dipublikasikan oleh perusahaan Saudi pada situs resmi Saudi ini menimbulkan beberapa pertanyaan penting bagi kaum Muslim di negeri Najd dan Hijaz, khususnya para ulamanya, di mana mereka perlu menjawab segera atas hal ini.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:
1. Mengapa Arab Saudi meminjam uang, padahal Arab Saudi negara minyak terkaya di dunia?
2. Bagaimana Arab Saudi membenarkan peminjaman uang dari bank-bank internasional yang jelas-jelas menggunakan sistem riba?
3. Apa pendapat para ulama dan mufti resmi Arab Saudi terkait meminjam uang yang berbasis riba ini. Jika mereka berpendapat bahwa itu halal, maka tunjukkan dalilnya kepada masyarakat. Dan jika mereka berpendapat haram, maka sampaikan kepada masyarakat dan negara agar mereka tidak ikut berdosa?
Mengingat para ulama Arab Saudi sering berbicara tentang sesutau yang tidak penting, bahkan sering mengalirkan fatwa-fatwa terhadap perkara yang sama sekali tidak ditanyakan oleh seorang pun, maka mereka sekarang diseru untuk berbicara tentang masalah penting ini, sebab masalah ini tidak boleh seenaknya terjadi di negeri tempat dua tanah suci (al-aqsa.org, 29/6/2011).
Astaghfirullah.., mungkin itu ucapan yg hrs kita lafadz-kan ketika mendengar, melihat, peristiwa buruk ini. Dan ini membukti kebobrokan penguasa (umara’)&ulama’ negeri al-haram, yg menjadi antek-antek (umala’) para imprealis.
sebenarnya ini agak mencurigakan
krn Arab Saudi negara minyak terkaya di dunia ,
pasti dana cash / tunai sangat berlimpah
pertanyaannya ada motif apa di balik ini ??